Jakarta, NU Online
Istana Kepresidenan kembali menggelar Doa Kebangsaan di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/7) malam. Acara tersebut digelar dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia.
Presiden Joko Widodo hadir bersama Ibu Negara Iriana, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan istrinya Mufidah, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Sejumlah tokoh juga tampak menghadiri acara ini. Di antaranya, Rais 'Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu' tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya, Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid, Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar, Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW) KH Musthofa Aqil Siroj, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, KH Ahmad Muwafiq, Ustadz Yusuf Mansur, dan Ketua Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Tuan Guru Bajang Zainul Majdi.
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Kemudian dilanjutkan dengan zikir yang dipimpin oleh Gus Muwafiq.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia Doa Kebangsaan KH Mustofa Aqil Siroj mengatakan bahwa acara ini dihadiri pimpinan ormas dan tokoh lintas agama.
"Doa kebangsaan Dihadiri pimpinan berbagai ormas, pemuka lintas agama dan masyarakat karena ini zikir kebangsaan," ujar Kiai Musthofa.
Pada kesempatan itu, Kiai Musthofa mengajak seluruh masyarakat untuk terus mendukung pemerintahan Jokowi dan JK, yang akan dilanjutkan dengan pemerintahan Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin.
"Kami mendukung pemerintahan Indonesia yang dipimpin Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla yang insyaallah akan diteruskan Pak Jokowi dan KH Ma'ruf Amin," ucapnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengajak semua pihak untuk mempererat persaudaraan dan persatuan. Menurut Jokowi, persaudaraan merupakan kunci membawa suatu negara menjadi maju.
"Karena potensi besar kita dimulai dengan adanya rasa persatuan, rasa persaudaraan kita sebagai saudara, sebangsa dan setanah air. Persaudaraan lah yang akan membawa negara kita maju. Menatap masa depan dengan optimisme," kata Jokowi.
Presiden menyatakan, sebagai bangsa yang besar, masyarakat sudah seharusnya memiliki cita-cita dan mimpi yang besar. Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa ada tantangan besar yang perlu dihadapi dalam menggapai mimpi tersebut.
Oleh karena itu, sambungnya, melalui kesempatan ini, kita bersama-sama menundukkan hati dan berdoa agar dapat melewati tantangan.
“Insyaallah semuanya bisa kita atasi sehingga cita-cita kemerdekaan yang dikumandangkan 74 tahun lalu bisa terwujud," ucapnya.
"Marilah kita jaga kearifan lokal sebagai sebagai sebuah bamgsa. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing," imbuhnya. (Husni Sahal/Zunus)