Surabaya, NU Online
Umat Islam hendaknya memperbanyak kajian agama. Namun yang juga penting adalah selektif dalam memilih guru yang nantinya dapat membimbing ke pemahaman Islam yang sesuai tuntunan. Pada saat yang sama juga diingatkan untuk tetap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, jauh dari perpecahan.
Penegasan disampaikan KH Marzuki Mustamar saat meluncurkan acara ngaji bulanan di Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya, Sabtu (28/12). Kegiatan juga sebagai rangkaian haul ke-10 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Dalam pandangan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur tersebut, kunci utama agar Indonesia tetap aman dan utuh serta agar Indonesia tidak seperti Suriah dan kawasan Timur Tengah lainnya yakni tetap manut atau patuh kepada kiai.
“Kalau rakyat Indonesia tetap taat dan manut kiai, maka Indonesia aman, damai dan tidak mudah diadu domba,” kata Kiai Marzuki Mustamar.
Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Kota Malang ini menyayangkan kegandrungan umat, khususnya anak muda yang lebih percaya kepada media sosial. Banyak dari mereka yang justru menjadikan kajian agama di media sosial sebagai menu utama harian. Padahal tidak sedikit informasi yang disampaikan justru jauh dari harapan.
“Jangan sampai kita semua lebih percaya media sosial atau medsos daripada percaya kiai. Bahaya, bisa hancur peradaban bangsa ini. Sebab di medsos banyak hoaks,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, kiai yang juga dosen di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini sangat berharap agar banyak belajar dari tragedi yang terjadi di kawasan Timur Tengah, khususnya Suriah.
“Saat ini puluhan ribu orang Suriah hampir tidak bisa membaca al-Qur’an karena tidak ada tempat. Guru dan waktu untuk belajar dan membaca al-Qur’an tidak ada lagi karena di sana semua sibuk konflik dan berperang,” ungkapnya.
Di akhir paparannya, Kiai Marzuki meminta secara khusus kepada hadirin untuk bersama menjaga negara dari ancaman perang saudara. Sebab, menurutnya, kalau perang saudara seperti yang terjadi selama ini, maka rakyat akan bodoh dan miskin.
Ngaji bersama Kiai Marzuki di Masjid Cheng Hoo tersebut rencananya digelar setiab bulan yakni di Sabtu terakhir. Kitab yang dikaji adalah Mukhtarul Ahadits.
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Aryudi AR