Nasional

Kaleidoskop 2023: Sejumlah Duta Besar Kunjungi PBNU, dari Palestina, Maroko, hingga Australia

Jumat, 29 Desember 2023 | 21:00 WIB

Kaleidoskop 2023: Sejumlah Duta Besar Kunjungi PBNU, dari Palestina, Maroko, hingga Australia

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat menerima Duta Besar Australia Penny Williams di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Rabu (26/7/2023). (Foto: NU Online/Syakir NF)

Jakarta, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan sejumlah Duta Besar (Dubes) dari berbagai negara. Kunjungan diplomatik ini untuk menjalin dialog konstruktif  dan memperkuat hubungan antara negara-negara tersebut dengan lembaga keagamaan terbesar di Indonesia itu.


Sepanjang tahun 2023, PBNU telah menerima kunjungan delapan dubes dari berbagai negara. Adapun delapan dubes tersebut yakni Maroko, Arab Saudi, Palestina, Australia, Turki, Belanda, Iran, dan Sudan.
 

Maroko
 
Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdellah berkunjung ke PBNU di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Selasa (21/3/2023).


Dalam kunjungannya tersebut, Benabdellah mengundang langsung Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya untuk menghadiri acara rutin tahunan yakni Majelis Hasaniyah di Maroko, pada akhir Ramadhan.

 
"Saya diundang untuk menghadiri acara tahunan di Maroko di akhir Ramadhan, di acara Majelis Hasaniyah yaitu pertemuan di antara para ulama Maroko untuk membicarakan berbagai hal," ucap Gus Yahya.

 
Namun, Gus Yahya belum bisa memastikan dirinya hadir di acara itu. Ia terlebih dulu akan mengonsultasikan undangan ini kepada Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar untuk mendapat izin berangkat ke Maroko.

 
Di Maroko nanti, Gus Yahya berencana akan menyampaikan hasil dari pertemuan para ulama dunia di Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I yang digelar pada 6 Februari 2023 di Surabaya, Jawa Timur.
 

Arab Saudi
 
Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Abdullah Yahya Alhamrani mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta pada Rabu (31/5/2022).

 
Ketua Umum PBNU Gus Yahya menyampaikan bahwa kehadiran Dubes Arab Saudi ke PBNU guna mempererat hubungan dengan Indonesia agar lebih baik. Ke depan, pertemuan itu akan ditindaklanjuti dengan penyelenggaraan acara nasional yang semakin memperkuat jalinan pemerintah dan pemerintah, masyarakat, ataupun bisnis.

 
"Insyaallah kita adakan juga nanti event nasional baik G to G ataupun B to B, antarmasyarakat, pemerintah, dunia bisnis bisa bersatu lebih baik insyaallah," katanya. https://www.nu.or.id/nasional/ditemani-erick-thohir-dan-menteri-bahlil-lahadalia-gus-yahya-terima-dubes-saudi-rzIDT

 
Palestina
 
Dubes Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun mengunjungi PBNU pada Selasa (20/6/2023). Dalam kunjungan itu, kedua pihak berdiskusi terkait potensi-potensi penjajakan kerja sama antara PBNU dengan otoritas Palestina.
 

“Hari ini saya bertemu dengan yang mulia Yahya Cholil Staquf untuk mendiskusikan banyak kepentingan bersama dan persaudaraan dengan Nahdlatul Ulama yang selalu memberikan dukungan kepada rakyat Palestina,” jabar Dubes Zuhair Al-Shun.
 

Selain itu, Zuhair membeberkan bahwa pertemuannya dengan Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu juga membahas tentang rencana kunjungan Gus Yahya ke Palestina.
 
 
Australia
 
Dubes Australia untuk Indonesia Penny Williams mengunjungi kantor PBNU di Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Rabu (26/7/2023).
 

Dalam kesempatan tersebut, keduanya berbincang mengenai berbagai hal yang menjadi peluang untuk bisa disinergikan. Bukan saja kerja sama dengan Pemerintah Australia sendiri, tetapi juga dengan komunitas-komunitas di Australia.
 

Dubes Penny juga menegaskan bahwa pihaknya akan mengundang Gus Yahya secara khusus untuk datang berkunjung ke Australia. “Kita akan secara formal mengundang Anda (Gus Yahya) untuk datang ke Australia,” katanya.

 

Rencananya, Gus Yahya diundang ke Australia untuk menghadiri tiga agenda, yakni (1) Mengisi kuliah umum di beberapa kampus, (2) pertemuan dengan beberapa pemerintah resmi Australia, dan (3) Kerjasama strategis PBNU-Australian Government.


Turki
 
Dubes Turki untuk Indonesia Prof Talip Küçükcan mengunjungi PBNU di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya 164, Senen, Jakarta Pusat pada Rabu (11/10/2023).


Hadir dalam pertemuan tersebut, Wasekjen PBNU Ahmad Ginanjar Sya’ban mengatakan dalam pertemuan tersebut, Gus Yahya dan Dubes Talip menyinggung kemelut yang terjadi di antara Israel dan Palestina. Keduanya berharap agar konflik di wilayah tersebut bisa segera berakhir.

 
"Terkait isu konflik Israel dan Palestina, (Gus Yahya dan Dubes Talip) berharap agar konflik ini segera berakhir," kata Ginanjar.
 

Dikatakan juga, bahwa Indonesia dan Turki dalam kapasitasnya sebagai negara Muslim besar memiliki peran signifikan di dunia internasional. Turki berada di wilayah Eropa dan Asia, sedangkan NU berada di wilayah Asia.
 

Selain itu, Ginanjar menjelaskan bahwa Dubes Talip juga mengungkapkan beberapa kemungkinan kerja sama antara Turki dengan NU dalam berbagai bidang, khususnya bidang keagamaan.
 
 
Belanda
 
Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns dan Duta Besar Utusan Khusus untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, Kementerian Luar Negeri Kerajaan Belanda Bea Ten Teuscher mengunjungi PBNU pada Rabu (15/11/2023).
 

Pertemuan tersebut membahas soal peran dan upaya NU dalam menciptakan perdamaian dunia. Ketua Umum PBNU Gus Yahya menjelaskan tentang visi besar yang sedang dikerjakan PBNU saat ini, yakni mempromosikan perdamaian di dunia dan mengatasi konflik, termasuk konflik yang didorong oleh alasan-alasan agama.
 

Dalam pertemuan itu, mereka sepakat bahwa salah satu sumber konflik selain masalah-masalah ekonomi dan masalah politik, juga pemahaman keagamaan yang mungkin kurang pas atau kurang sesuai dengan realitas peradaban.
 

"Ia (Bea Ten Tusscher) sangat terkesan dengan roadmap yang dijelaskan Gus Yahya mengenai cara Islam memainkan peran yang lebih besar lagi di dalam panggung global untuk mengatasi perdamaian dan konflik-konflik. Terutama Ibu Thea berharap Indonesia berperan lebih banyak lagi. Dia senang sekali dengan inisiatif Gus Yahya ini, supaya Indonesia lebih bersuara," terang Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla.
 
 
Iran
 
Dubes Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi mengunjungi Kantor​​​​​ PBNU di Jalan Kramat Raya 164, Senen, Jakarta Pusat, pada Selasa (5/12/2023).
 

Kunjungan Dubes Boroujerdi itu dalam rangka memperkuat solidaritas umat Islam antara kedua negara dan membahas situasi geopolitik di Timur Tengah, utamanya di Palestina yang menjadi target genosida rezim zionis Israel.
 

Ia menyatakan akan menggandeng PBNU untuk menggagas langkah konkret yang perlu dilakukan guna kembali menegakkan keadilan di bumi Palestina. Boroujerdi mengaku siap memfasilitasi rencana pertemuan antara ulama-ulama Islam, terutama Iran dan Indonesia sebagai upaya mendukung keadilan di Palestina.
 

"Dalam kondisi saat ini, kita telah membicarakan berkaitan dengan genosida yang sedang dilakukan oleh rezim zionis terhadap bangsa Palestina," kata Boroujerdi.
 

Dalam pertemuan itu, kedua pihak juga membahas potensi-potensi penjajakan kerja sama antara PBNU dengan pemerintah Iran.
 
 
Sudan
 
Dubes Sudan untuk Indonesia Yassir Mohamed Ali mengunjungi PBNU pada Kamis (7/12/2023). Pertemuan tersebut membahas beberapa isu strategis untuk memperkuat kerja sama antara Sudan dan Indonesia, khususnya dengan Nahdlatul Ulama.  Hadir dalam pertemuan itu, Wasekjen PBNU Ahmad Ginanjar Sya’ban menjelaskan bahwa salah satu fokus pembicaraan adalah peningkatan kerja sama di bidang pendidikan. Dubes Ali menyampaikan harapannya agar kerja sama di bidang pendidikan dapat terus ditingkatkan.
 

Sudan melihat Indonesia sebagai negara dengan perkembangan ekonomi yang signifikan dan menginginkan bantuan dari PBNU untuk memfasilitasi investasi ekonomi dari Indonesia ke Sudan. Sudan menyoroti potensi di sejumlah sektor seperti peternakan, pertanian, dan sumber daya alam yang dapat dieksplorasi. Mereka berharap NU dapat membantu dalam mewujudkan forum pertemuan antara pelaku bisnis Sudan dan Indonesia.
 
 
“Pihak Kedutaan Sudan meminta tolong kepada PBNU bagaimana bisa membantu fasilitasi diadakannya forum pertemuan antara para businessman Sudan dan Indonesia,” papar dia.