Nasional

Kang Said: Lapang Hati, Pengaruh Pelajaran Tasawuf

Selasa, 15 Januari 2013 | 07:08 WIB

Jakarta, NU Online
“Kelapangan hati merupakan pengaruh dari pelajaran Tasawuf meskipun orang yang bersangkutan belum atau bukan seorang sufi.”

<>

Demikian kata KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU dalam pengajian tasawuf di Kantor PBNU lantai tiga, Jakarta Pusat, Senin (14/1) malam.

Menurut Kang Said, pelajaran tasawuf dapat mempengaruhi sikap batin seseorang. Dari pelajaran yang diterima secara intensif, batin seseorang akan menjadi tenang yang tidak mudah terguncang oleh pujian maupun caci maki.

“Misalnya, menghadapi suami atau istri yang tengah marah, batin seseorang tidak menjadi rusuh resah dan berkecamuk,” jawab Kang Said saat ditanya seorang peserta pengajian.

Kang Said menambahkan, seseorang yang nggak pernah belajar tasawuf, umumnya mudah tersinggung, tidak mau dikritik, dan celakanya tinggi hati untuk menerima kesalahan yang pernah dilakukannya.

Pelajaran tasawuf, imbuh Kang Said, dapat mengikis sifat keangkuhan hati seseorang. Sifat ‘maunya hanya dihormati’, ‘maunya benar sendiri’, dan ‘maunya selalu diterima’, secara perlahan akan berubah.

Mereka yang menerima secara terus-menerus pelajaran tasawuf, tidak melambung saat dipuji; dan tidak sempit hati ketika dicaci maki. Karena, mereka menyadari kesetaraan antara pemuji dan mereka yang dipuji; dan antara pencaci dan mereka yang dicaci maki, kata Kang Said.

Kang Said menegaskan, mereka insaf bahwa kedua pihak tidak lebih mulia dan lebih hina satu sama lain. Karena, keduanya sama-sama keluar dari dua saluran kemih, saluran kemih kedua orang tua mereka.

Hasil dari pengajian tasawuf, meringankan batin seseorang dalam segala keadaan, baik dari sanjungan maupun gunjingan. Keringanan itu dirasakan meski yang bersangkutan masih jauh dari predikat sufi,  tandas Kang Said. 

 

Penulis: Alhafiz Kurniawan