Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Imdadun Rahmat menegaskan bahwa aksi biadab yang dilakukan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Sigi, Sulawesi Tengah pada Jumat (27/12) merupakan bentuk terorisme yang terencana.
"Menurut saya, kasus ini memang sengaja direncanakan. Tidak ada satu 'amaliyah' yang dilakukan oleh terus yang tidak diperhitungkan," katanya kepada NU Online pada Selasa (1/12).
Imdad menjelaskan bahwa kesengajaan aksi itu terlihat dari mereka memperhitungkan strategi pelaksanaannya, kemungkinan keberhasilannya, dan dampak apa yang menguntungkan mereka, termasuk risiko kemungkinan yang akan diterima dan keuntungan yang diperolehnya.Â
"Itu dihitung betul sama mereka. Jadi, saya melihat ya kasus Sigi ini ya memang direncanakan untuk tujuan tertentu," ujar Ketua Komnas HAM 2016-2017 itu.
Ada beberapa tujuan yang hendak mereka capai. Pertama, mereka ingin tetap dipandang eksistensinya di mata publik.
Â
Kedua, mereka ingin melampiaskan kebencian dan balas dendam mereka kepada kelompok Kristiani. Sebab, ia menyampaikan bahwa kasus tersebut tidak bisa lepas dari konflik Poso.
Ketiga, memang ada tujuan jangka panjang, yaitu ingin memprovokasi kelompok Kristen agar melakukan tindakan-tindakan kekerasan balasan.
"Nah, itu sangat diharapkan (kelompok MIT) itu agar terjadi berkobar kembali konflik antara Islam Kristen di Poso. Itu tujuannya," ujarnya.
Selain itu, lanjut Imdad, mereka juga bertujuan untuk memberikan ancaman, ketakutan, ketidakamanan, dan ketidaknyamanan kepada lawan mereka. "Jadi, menurut saya, ini memang direncanakan dan tujuan-tujuan khusus," katanya.
Direktur Said Aqil Siroj (SAS) Institute itu menegaskan agar pemerintah dapat terus mengawasi dan menindak para teroris tersebut. Ia meyakini pasukan Tinombala yang dibentuk dapat kembali berhasil menangkap kelompok teroris tersebut.
"Saya kira Tinombala Polri dan TNI bisalah mengulangi kesuksesan waktu itu melakukan penyergapan di Gunung biru kelompoknya Santoso dan kawan-kawan, berhasil membuat menyerah 16 orang anak buahnya Santoso. Ini kan tinggal kelompok kecil pimpinan Ali Kalora. Saya kira lebih mudah untuk dikejar dan ditangkap. Harapan saya begitu," pungkasnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
3
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Amalan Persiapan kangge Mapag Wulan Ramadhan
5
Khutbah Jumat: Optimisme Adalah Kunci Kesuksesan
6
Hukum Trading Crypto dalam Islam: Apakah Crypto Menguntungkan atau Berisiko?
Terkini
Lihat Semua