Kata Menaker Generasi Muda Perlu Bersiap Menuju Green Jobs, Apa itu?
NU Online · Sabtu, 13 September 2025 | 14:00 WIB
M Fathur Rohman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan pentingnya generasi muda menyiapkan diri menghadapi perubahan dunia kerja.
Salah satunya adalah masuknya era green jobs atau pekerjaan hijau, yaitu profesi yang mendukung pelestarian dan pemulihan lingkungan.
"Green jobs itu bukan berarti pekerja yang pakai baju hijau. Tapi pekerjaan yang secara langsung berkontribusi menjaga keberlanjutan lingkungan," kata Yassierli saat menyampaikan kuliah umum di Polteknaker, dikutip NU Online dari tayangan YouTube Kemnaker, Sabtu (13/9/2025).
Menaker mengingatkan, pada 2035 sekitar 50 persen pekerjaan yang ada saat ini diprediksi tidak lagi relevan. Pergeseran teknologi, tuntutan lingkungan, dan munculnya ekonomi baru seperti green economy, ekonomi kreatif, hingga care economy akan membuka ekosistem kerja yang berbeda.
"Orang yang sukses adalah mereka yang sudah punya gambaran ke depan dan menyiapkan diri sejak sekarang," ujarnya.
Yassierli mencontohkan, pekerjaan hijau meliputi tenaga di sektor energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan panas bumi.
Mekanik bengkel mobil listrik, pengelola sampah modern, hingga petani yang mengelola lahan secara berkelanjutan juga termasuk dalam kategori ini.
"Bengkel konvensional yang dulu memperbaiki mobil berbahan bakar fosil, sekarang harus belajar lagi untuk merawat mobil listrik. Begitu juga dengan pembangkit listrik yang bergeser dari batubara ke energi terbarukan," jelasnya.
Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan, pada 2029 jumlah pekerja hijau di Indonesia diperkirakan mencapai 5,3 juta orang. Selain itu, 36,5 persen pekerja formal harus menjalani reskilling karena profesinya tidak lagi relevan dengan perkembangan teknologi maupun transisi energi.
"Anak muda punya peluang lebih besar, tapi mereka juga akan bersaing dengan 24 juta pekerja yang sedang beralih profesi. Jadi, yang siap belajar lebih cepatlah yang akan bertahan," tegas Yassierli.
Menurutnya, masih banyak perguruan tinggi yang belum menyesuaikan kurikulum untuk menyiapkan lulusan menghadapi dunia kerja hijau. Padahal, mayoritas pekerjaan green jobs membutuhkan keterampilan tinggi.
"Kalau ingin masuk pasar global, syaratnya jelas: proses produksi harus hijau, fasilitas ramah lingkungan, dan pengelolaan limbah sesuai standar. Negara-negara Eropa bahkan hanya menerima produk dari perusahaan yang tersertifikasi green," tambahnya.
Menaker menitipkan tiga pola pikir yang wajib dimiliki generasi muda untuk menghadapi era baru pekerjaan: growth mindset (siap belajar hal baru), future mindset (mampu membaca arah masa depan), dan entrepreneurial mindset (berani inovatif dan kreatif).
"Green jobs adalah masa depan. Yang bisa menguasainya hanyalah mereka yang punya kemampuan belajar terus-menerus, siap beradaptasi, dan peduli terhadap keberlanjutan," pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
6
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
Terkini
Lihat Semua