Katib Aam PBNU Prakarsai Peletakan Batu Pertama Pendirian Pesantren Ghazalia Metuk di Boyolali
Jumat, 28 Februari 2025 | 07:30 WIB

Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori sedang membacakan doa sebelum meletakkan batu pertama dalam pendirian Pesantren Ghazalia Metuk, Boyolali, Jawa Tengah, pada Kamis (27/2/2025) malam.
Achmad Risky Arwani Maulidi
Kontributor
Jakarta, NU Online
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori memprakarsai peletakan batu pertama pendirian Pondok Pesantren Ghazalia Metuk, Boyolali, Jawa Tengah, pada Kamis (27/2/2025) malam.
Peletakan batu pertama juga diikuti oleh Pendiri Pesantren Ghazalia Metuk KH Ulil Abshar Abdalla, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh, beserta sejumlah pimpinan NU maupun pemerintah setempat dengan lantunan shalawat Jibril yang diiringi musik rebana. Terlihat sebagian kiai membacakan doa seraya menengadahkan tangan sebelum mengambil meletakkan adonan semen ke tempat yang disediakan.
Dalam kesempatan itu, Kiai Said Asrori mengajak para ulama, pejabat, dan masyarakat untuk mendoakan pendirian lembaga pendidikan Islam ini.
"Marilah kita berdoa bersama, semoga pembangunan Pondok Pesantren Ghazalia di Metuk Mojosongo ini mendapatkan ridha dan pertolongan dari Allah sehingga dalam pembangunannya nanti dikaruniai kelancaran, kesuksesan, dan keberkahan," ajaknya usai satu per satu kiai dan pejabat meletakkan batu.
Kiai asal Magelang itu mengatakan bahwa pesantren menjadi lembaga yang dapat mencontoh kurikulum Nabi Muhammad hingga para ulama dahulu. Kurikulum ini, menurutnya, harus dipertahankan dalam pembelajaran oleh pesantren-pesantren.
"Akar tunggang ini tidak boleh dicerabut. Ada pengajiannya kitab, diajar oleh kiai secara sorogan dan bandongan. Ini tidak boleh tercerabut sebab ini yang asli, yang Allah turunkan barokah besar kepada bangsa ini," tegasnya.
Menurutnya, meski mempertahankan tradisi ulama terdahulu, pesantren tetap tidak boleh menutup diri. Ia menegaskan, pesantren harus terus beradaptasi sejalan dengan semangat zaman.
"Walaupun pesantren juga tidak menutup diri terhadap perkembangan zaman ini," tutur pengasuh pondok pesantren Raudlatut Thullab, Wanasari, Magelang itu.
Sementara itu, Pendiri Pondok Pesantren Ghazalia Metuk KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) menyampaikan kaidah fiqih tentang keutamaan berbagi.
"Amal yang maslahatnya itu sumrambah (menyebar) ke banyak orang ini menurut kaidah fiqih itu lebih tinggi kedudukannya di mata Allah dibanding dengan amal yang terbatas manfaatnya," ujar Gus Ulil.
Terpopuler
1
Doa Awal Ramadhan yang Diajarkan Rasulullah
2
Gara-gara Dirut Pertamina Oplos Pertalite Jadi Pertamax, Bagaimana Dampaknya bagi Mesin Kendaraan?
3
Khutbah Jumat: Menyambut Ramadhan dengan Hati yang Riang
4
Lembaga Falakiyah PBNU dan BMKG Rilis Data Hilal, Kapan 1 Ramadhan 1446 H?
5
Analisis Prakiraan 1 Ramadhan 1446 H
6
Potensi Perbedaan Awal Ramadhan 1446 H
Terkini
Lihat Semua