Nasional

Ketum PBNU Optimis KMB AAA Lahirkan KTT Asia-Afrika dan Amerika Latin

Rabu, 20 Desember 2023 | 15:30 WIB

Ketum PBNU Optimis KMB AAA Lahirkan KTT Asia-Afrika dan Amerika Latin

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat menyampaikan sambutan pada Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Amerika Latin (KMB AAA) atau The Asia-Africa and Latin America Conference on Religious Moderation: Religion and Humanity di Gedung Merdeka Bandung, Jawa Barat pada Rabu (20/12/2023). (Foto: dok. PBNU)

Jakarta, NU Online 

Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Amerika Latin (KMB AAA) atau The Asia-Africa and Latin America Conference on Religious Moderation: "Religion and Humanity" secara resmi dibuka di Gedung Merdeka Bandung, Jawa Barat pada Rabu (20/12/2023).


Penyelenggaraan KMB AAA ini untuk menghidupkan kembali semangat perdamaian dan persatuan sejak Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 di Bandung dan diplomasi Indonesia di Amerika Latin.


Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menilai, dinamika global saat ini terus bergulir menuju pertarungan dominasi antara kekuatan global. Hal ini, memunculkan tragedi kemanusiaan hanya demi memenuhi kepentingan aktor global 


"Tragedi kemanusiaan masih terus terjadi semakin parah hanya untuk menuruti kepentingan pemain global untuk merebut dominasi itu," kata Gus Yahya di Gedung Merdeka, Bandung, Rabu (20/12/2023).


Dia menekankan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk memulai diskusi menuju Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika dan Amerika Latin (KTT AAA). 


Meskipun masih dalam tahap persiapan, Gus Yahya yakin Konferensi KMB AAA inisiasi Kementerian Agama dan PBNU bisa menjadi pemantik agar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika dan Amerika Latin segera terlaksana. 


"Yang hari ini kita lakukan adalah kita mau memulai diskusi untuk menuju Konferensi Asia-Afrika dan Amerika latin sesungguhnya. Ini (KMB AAA) belum, ini baru persiapan. Karena KTT-nya harus pemimpin negara yang dihadirkan," ucapnya.


Ia juga merujuk pada gagasan Presiden Soekarno atau Bung Karno yang ingin menguatkan konsolidasi tidak hanya di Asia dan Afrika, tetapi juga Amerika Latin melalui konferensi yang lebih besar.


"Beliau (Bung Karno) bilang, setelah AA (Asia-Afrika) saya mau AAA (Asia-Afrika dan Amerika Latin)," ungka Gus Yahya.


Gus Yahya menyoroti sejarah luar biasa Indonesia sebagai penggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) yang dihelat lebih dari 60 tahun lalu. Pada tahun 1955, kata dia, Indonesia menginisiasi konferensi tersebut bersama Mesir dan India, serta mengajak seluruh negara di Asia dan Afrika. 


Forum ini, lanjut dia, menjadi konsolidasi negara-negara baru di Asia-Afrika untuk mengingatkan Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang tanggung jawabnya, terutama kepada negara-negara superpower yang menjadi anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB. 


Pesan utamanya, sambung dia, adalah agar kekuatan tersebut tidak disalahgunakan untuk kepentingan eksklusif, melainkan untuk menjaga kedamaian internasional yang menjadi prinsip PBB.


Maka itu, Gus Yahya menilai penting untuk membangun gerakan global bersama. Piagam PBB, sebagai konsensus tatanan damai global, menjadi landasan yang perlu dipegang teguh. Sementara ketidakkonsistenan aktor global dalam memegang prinsip piagam PBB hari ini, Gus Yahya melihat KTT AAA sebagai solusi yang sangat dibutuhkan.


Gus Yahya juga mendorong partisipasi Duta Besar (Dubes) yang hadir dalam KMB AAA untuk membicarakan inisiatif ini kepada pemerintah masing-masing, sambil menegaskan bahwa KMB AAA merupakan dorongan untuk mengatasi masalah global saat ini. 


"Konferensi ini kita minta untuk membuat dorongan, makanya kita undang Dubes-dubes ini untuk bicara ke pemerintah masing-masing. Juga mari kita selenggarakan ini, konferensi AAA, karena dunia sedang butuh ini," pungkasnya.


Sebagai informasi, konferensi ini dihadiri oleh delegasi Kenya, Srilanka, India, Yaman, Sudan, Pakistan, Iran Meksiko, Mesir Libya, Kamboja, Mozambik, Irak, China, Uni Emirat Arab, Malaysia, Arab Saudi, dan Yordania. 


Konferensi berlangsung pada 20-22 Desember 2023 di 2 tempat bersejarah, yakni Gedung Merdeka dan Hotel Savoy Homann Bandung, Jawa Barat.