Pendidikan terhadap anak tidak hanya dilakukan ketika ia terjaga. Namun juga ketika tidur melalui sugesti doa. Hal itu dilakukan ibundanya Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) KH Asep Saifuddin Chalim di kala ia kecil.
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto, Jawa Timur tersebut mengaku, ketika tidur, ia sering memergoki ibunya yang sedang berdoa di atas dahinya.
“Ketika tidur, pasti didoain. Muka kita ditiupi doa. Saya pura-pura memejamkan doa, saya tahu ibu saya mendoakan saya,” katanya pada Kongres Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, pada Kamis (24/11).
Menurut dia, itu artinya, ibu memperhatikan anak di segala kondisi. Ketika seorang ibu begitu perhatianya kepada seorang putranya, pasti berhasil. “Istri saya juga begitu kepada anak-anak. Sembilan-sembilannya diperhatikan,” katanya.
Kemudian, kata dia, di dalam mendidik anak-anak, orang tua tidak boleh membenci dan marah. “Boleh marah tapi segera istighfar. Jangan sampai kita marah,” lanjutnya.
Selain itu, masa kecil Kiai Asep, diajarkan ibunya untuk selalu berpuasa sunah seperti senin kemis, di Sya’ban, Muharam, Dzulhijjah, 6 hari awal bulan Syawal, dan hari-hari lain yang disunahkan Nabi. (Abdullah Alawi)