Yogyakarta, NU Online
Dibuka dengan pembacaan Maulid Diba, haul KH Ali Maksum, Senin(14/1) berlangsung khidmat. Dihadiri oleh para kiai, tamu undangan, santri dan masyarakat, juga berkesempatan hadir pada haul ke-30 ini yakni Kiai Maimoen Zubair, KH Miftakhul Achyar (Rais Aam PBNU), KH Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama RI), dan juga Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar.
Pada sambutannya, KH Miftahul Akhyar mengenang Kiai Ali sebagai sosok yang memberikan banyak pendidikan tentang kemasyarakatan. Bukan hanya melalui ilmu, namun juga melalui perilaku. Raim Aam menyebut Kiai Ali sebagai 'kader terbaik yang pernah kita miliki'. Ia juga menceritakan kiprah Kiai Ali saat menjadi Rais Aam PBNU.
"Apa-apa yang Kiai Ali lakukan adalah demi bangsa," kata Kiai Miftah.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutannya mendeskripsikan haul sebagai suatu tradisi yang sangat khas bagi masyarakat Muslim Indonesia. Haul memiliki tiga maksud yang ingin dicapai, yakni mendoakan orang yang sudah mendahului kita, mempelajari dan meneladani tokoh, dan mengambil nasihat yang terdapat dalam mauidloh hasanah.
Sementara itu, dalam mauidloh hasanah, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar menyampaikan nasihat-nasihat baik terkait Nahdlatul Ulama, dan Aswaja. Menurutnya NU lah satu-satunya organisasi yang benar-benar menjaga dan mengamalkan Aswaja.
"NU memilih Aswaja karena ajaran Islam itu bersifat ittibaan nabi kulliyyah, yaitu mengikuti Nabi secara menyeluruh," tegasnya.
Ia pun mengatakan kita wajib menjaga keutuhan NKRI, karena NKRI adalah rumah Ahlusunnah wal Jamaah di dunia ini. "Jika NKRI hancur maka Aswaja pun akan hancur, dan jika Aswaja hancur maka Islam tidak akan utuh secara kaffah," tutur Kiai Marzuki. (Imam Muzaki/Kendi Setiawan)