Nasional

KH D. Zawawi Imron: Pejabat Belum Tentu Pemimpin

Ahad, 25 Maret 2018 | 13:04 WIB

Jakarta, NU Online
Kiai asal Batang-batang, Sumenep, Jawa Timur mengatakan, pilkada serentak yang akan berlangsung tahun ini, belum tentu melahirkan pemimpin. Pilkada bisa jadi hanya melahirkan seorang pejabat.  

“Bedakan antara pemimpin dan pejabat,” katanya ketika menyambangi kantor redaksi NU Online di Gedung PBNU, Jakarta, Ahad (25/3) sore. 

Menurut dia, pejabat adalah orang yang dipilih oleh rakyat untuk menjadi memerintah. Bahkan dulu, pejabat disebut penguasa. 

“Tapi pemimpin itu lain. Menurut saya, pemimpin itu orang yang lahir dari tengah-tengah rakyat, dari keluh-kesah masyarakat dan yang namanya pemimpin selalu mendengar hati nurani rakyat,” jelas penyair berjuluk clurit emas itu. 

Menurut kiai yang penyair dan pelukis itu, tipikal seorang pemimpin adalah sebagaimana dijelaskan Al-Qur’an ketika menggambarkan sosok Rasulullah Muhammad shallahu ‘ailaihi wa sallam.

Laqod ja akum Rasulum min anfusikum. Azizun 'alaihi ma anit tum kharisun 'alaikum bil mu'minina raufurrahim.

Sungguh! Telah datang kepadamu (umat Muhammad) seorang Rasul dari kaummu sendiri (sama seperti manusia biasa), berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami (penderitaan beliau jauh lebih berat daripada yang pernah umatnya alami), (beliau) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang beriman.  

“Kita berharap itu pada saat-saat yang akan datang kita tidak keliru memilih pejabat, baik itu bupati, gubernur, presideng, benar-benar pejabat jiwa pemimpin. Rakyat juga punya tugas, mendoakan agar yang dipilih itu pejabat berjiwa pemimpin,” kata penulis puisi Nenek Moyangku Air Mata itu. (Abdulah Alawi)