Jakarta, NU Online
Pencetus Fatwa Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, KH Muhammad Hasyim Asy’ari oleh Sayyid Muhammad As’ad Shihab disebut sebagai peletak dasar-dasar kemerdekaan Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam pidato apel akbar dan upacara Hari Santri di Monas Jakarta, Sabtu (22/10).
“Atas peranannya yang begitu dahsyat, Sayyid Muhammad As’ad Shihab menyebutkan dalam salah satu karyanya bahwa KH Muhammad Hasyim Asy’ari adalah awwalu wadi’ labinati istiqlali Indonesia (أول واضع لبينة استقلال اندونيسيا), Peletak dasar-dasar kemerdekaan Indonesia,” jelas Kiai Said di hadapan 50.000 santri yang mengikuti apel akbar itu.
Selang beberapa bulan setelah terjadi pertempuran dahsyat di Surabaya, lanjutnya, di mana sipil dan santri menjadi aktor utamanya, mata dunia perlahan mulai terbuka. Mereka mengakui fakta baru bahwa Indonesia adalah negara yang telah merdeka dan berdaulat.
Kiai asal Cirebn ini menegaskan, tanpa Resolusi Jihad NU tentu tidak pernah ada peristiwa 10 November. Tanpa Resolusi Jihad NU, kemerdekaan yang telah diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta tanggal 17 Agustus 1945, tentu akan tercabik-cabik kembali oleh upaya pengambilalihan kedaulatan yang dimotori tentara NICA.
Menurutnya, nilah wujud ajaran dari Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari yang meletakkan kewajiban bela negara adalah sama pentingnya dengan kewajiban membela agama. "حب الوطن من الإيمان" (cinta Tanah Air adalah bagian dari iman).
“Marilah kita jadikan momentum Hari Santri 22 Oktober untuk meneguhkan kesetiaan mengawal dan mempertahankan Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ucap Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur Jakarta Selatan ini. (Fathoni)