Kiai Anwar Iskandar Tak Ingin Identitas NU Dimanfaatkan Mengais Suara
Ahad, 7 Agustus 2022 | 11:31 WIB
Aru Lego Triono
Penulis
Cirebon, NU Online
Indonesia akan menghadapi pemilihan umum, mulai dari pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota legislatif di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota hingga pemilihan kepala daerah, yang akan dilaksanakan pada tahun 2024 mendatang.
Menjelang Pemilu 2024 itu, Wakil Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Anwar Iskandar mengingatkan semua pihak yang akan terlibat dalam pemilu nanti agar tidak membawa-bawa NU dalam politik praktis. Ia meminta agar identitas NU tidak dipakai demi mengais suara untuk memenangkan kontestasi.
"Kita tidak ingin identitas-identitas NU nanti dibawa-bawa dalam cari suara, untuk mencari suara pilpres, pileg, atau apa saja lah. Nggak usah dibawa-bawa. Karena kita ingin menjadi pengayom dari seluruh warga bangsa kita ini," tegas Kiai Anwar.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa NU saat ini tidak menjalankan politik praktis. Namun, politik NU adalah politik kenegaraan untuk menyelamatkan negeri ini.
"Politik NU adalah politik menyelamatkan NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Itulah kepentingan besar NU," tegasnya, Sabtu (6/8/2022).
Kiai Anwar juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk mampu menjaga persatuan Indonesia. Sebagai wujud menjaga persatuan Indonesia, lanjut Kiai Anwar, PBNU saat ini telah memiliki tekad untuk menjadi rumah bagi semua kalangan.
"PBNU sudah mencanangkan tekad besar bahwa NU harus menjadi rumah yang mengayomi seluruh warganya dari latar belakang politik atau kepentingan apa pun," kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien, Ngasinan, Kediri, Jawa Timur itu dalam Pengajian Umum pada Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren Cirebon, Jawa Barat.
Terkait dengan dinamika Pemilu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf pada acara Forum Pemred, Jumat (5/8/2022) di Jakarta juga meminta para kontestan Pemilu 2024 untuk tidak menggunakan politik identitas. Termasuk tidak membawa identitas NU pada pesta politik lima tahunan yang akan datang.
"Dalam kompetisi nanti jangan sampai ada cara-cara yang memperalat identitas sebagai senjata. Sebuntu apa pun para kontestan ini di dalam menonjolkan atau di dalam menghadapi kompetisi yang ada, kita mohon betul supaya jangan menggunakan identitas sebagai senjata. Apakah itu identitas etnik, identitas agama, termasuk identitas NU," tegas Gus Yahya.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua