Kiai Zulfa Mustofa: Mbah Asnawi Kudus Mutiara Ilmu dan Pejuang Kemerdekaan
Selasa, 24 Januari 2023 | 05:00 WIB
Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa dalam acara haul Mbah Asnawi Kudus kemarin. (Foto: YouTube Official Menara Kudus)
Afina Izzati
Kontributor
Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa mengungkapkan bahwa KH Raden Asnawi (Mbah Asnawi) Kudus adalah mutiara dalam perihal ilmu.
“Beliau termasuk murid masyayikh Jawa yang ada di Makkah. Saya secara khusus menyebut Mbah Asnawi dalam kitab yang saya tulis sebagai masyayikh yang termasuk seumur dengan Syeikh Mahfudz Termas,” tuturnya dalam acara haul Mbah Asnawi yang disiarkan dalam YouTube Official Menara Kudus, dilihat NU Online, Senin (23/1/2023) malam.
Kiai Zulfa mengatakan, Mbah Asnawi merupakan salah satu murid dari Syekh Nawawi al-Bantani. Syekh Nawawi sendiri adalah salah satu ulama terbesar di masanya. Syekh Khalil Bangkalan sempat mengaji kepada Syekh Nawawi di Makkah selama 20 tahun.
“Dalam kitab yang saya tulis menyebutkan bahwa salah satu murid Syekh Nawawi yang utama adalah Syekh Mahfudz Tremas, Syaikhona Kholil Bangkalan, dan Mbah Asnawi Kudus. Ternyata murid Syekh Nawawi yang bernama Asnawi ada dua. Pertama, dari Kudus. Kedua, dari daerah Banten,” tuturnya.
Menurut Kiai Zulfa, murid-murid Syekh Nawawi adalah para pejuang, menggerakkan perlawanan terhadap penjajah, dan melakukan gerakan untuk kemerdekaan Indonesia. Maka tidak perlu ditanyakan lagi tentang bagaimana nasionalimenya Mbah Asnawi.
“Bahkan, murid Mbah Asnawi yang telah menjadi pahlawan. Salah satunya adalah Mbah As’ad Syamsul Arifin, Mbah Wahab Hasbullah, dan Mbah Bisri Syansuri,” terangnya.
Kiai Zulfa menuturkan, jika seseorang mengaji kepada ulama besar maka akan menjadi orang besar pula. Contohnya, Mbah Bisri Syansuri. Meskipun mengaji Jurumiyah, tetapi karena mengajinya kepada Mbah Asnawi, beliau bisa menjadi Rais Aam NU. Itu karena ta'dzim besarnya Mbah Bisri ke Mbah Asnawi.
Sangat loyal dalam ber-NU
Dalam artikel yang telah dirilis NU Online sebelumnya berjudul Meneladani Semangat Ber-NU KHR Asnawi Kudus yang ditulis M Rikza Chamami, Mbah Asnawi juga termasuk pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang dikenal sangat dekat dengan KH M Hasyim Asy'ari. Kiai keturunan KH Ahmad Mutamakkin Kajen Pati dan Sunan Kudus itu dikenal sangat loyal dalam beraktivitas di NU.
Mbah Asnawi selama hidup tidak pernah meninggalkan prinsip-prinsip baku Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Terbukti dalam hal berjamaah ditunjukkan dengan aktivitas keagamaan yang sangat lekat dengan tradisi ulama khas Timur Tengah dan Jawa.
Bekal kombinasi ilmu Arab-Jawa yang didapatinya selama mencari ilmu diterapkan agar mudah dijalani oleh orang awam. Oleh karena itu, karya-karya yang ia lahirkan adalah berbahasa Jawa dengan tulisan pegon. Sedangkan karya berupa syi'ir dikarang dengan dua model: bahasa Jawa dan bahasa Arab.
Sedangkan dalam hal jam'iyyah, Kiai Asnawi tercatat dalam berbagai organisasi pra kemerdekaan semisal Sarekat Islam, Jam'iyyatun Nasihin, dan Nahdlatul Ulama. Prakarsa mendirikan NU selalu aktif dijalani hingga resmi berdiri tahun 1926.
Selama NU berdiri dan melaksanakan Muktamar, Mbah Asnawi tidak pernah udzur mengikutinya hingga akhir hayat. Inilah yang patut dicatat oleh generasi muda saat ini. Mbah Asnawi wafat beberapa hari sepulang dari Muktamar ke-12 NU di Jakarta.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua