Nasional

Komitmen Warga pada Nilai Demokrasi terhadap Pilihan Capres 2024

Senin, 24 Juli 2023 | 17:00 WIB

Komitmen Warga pada Nilai Demokrasi terhadap Pilihan Capres 2024

Ilustrasi pemilu. (Foto: Dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Saiful Mujani Research Center (SMRC) melakukan studi tentang komitmen warga pada nilai-nilai demokrasi terhadap pilihan calon presiden (Capres) 2024. Hasil studi ini dilakukan pada Desember 2022 dan dikemukakan Pendiri SMRC Prof Saiful Mujani melalui Kanal Youtube SMRC TV, pada 20 Juli 2023. 


Di dalam studi ini, terdapat tiga ukuran nilai demokrasi yang bertumbuh dari konsep kebebasan. Sebab menurut Saiful, kebebasan merupakan konsep yang sangat esensial dalam demokrasi. Nilai kebebasan menjadi fondasi dalam demokrasi yang menjadi pembeda dengan otoritarianisme. 


Ukuran nilai demokrasi yang pertama adalah kebebasan berpendapat. Kedua, kebebasan berkumpul; baik untuk mendirikan organisasi sosial, mendirikan partai politik, dan ikut serta dalam partai politik. Lalu ketiga adalah kebebasan rakyat untuk mengkritik pemerintah.


Hasilnya, orang yang menyatakan kebebasan berpendapat sangat penting sebesar 60 persen dan cukup penting 30,2 persen. Jika digabungkan, ada 90,2 persen orang menyatakan kebebasan berpendapat sangat/cukup penting. Sementara yang menyatakan kebebasan berpendapat kurang/tidak penting sama sekali sekitar 6,5 persen. 


Kemudian, ada 83,9 persen orang menyatakan kebebasan berkumpul atau berserikat sebagai sesuatu yang sangat/cukup penting. Sebanyak 12,2 persen orang menilai kebebasan berkumpul atau berserikat kurang/tidak penting, dan 3,9 persen lainnya tidak menjawab. 


Selanjutnya, SMRC menemukan ada 84,3 persen publik menilai kebebasan untuk mengkritik pemerintah sebagai sesuatu yang sangat penting/cukup penting. Sementara 12,9 persen lainnya menjawab kurang/tidak penting, dan 2,7 persen tidak menjawab. 


Secara umum, studi SMRC ini mencatat bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap kebebasan berpendapat, berkumpul, dan mengkritik pemerintah sebagai hal yang penting.


Bagaimana pilihan terhadap Capres 2024?

Sejauh ini, terdapat tiga orang yang sudah dideklarasikan sebagai bakal capres 2024. Ketiganya adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Prof Saiful Mujani menjelaskan bahwa ketiga tokoh tersebut punya latar belakang dan pengalaman politik berbeda.


Ganjar Pranowo memulai kariernya sebagai politisi di ujung orde baru (orba) dan menjadi aktivis partai yang menentang orba, lalu menjabat sebagai anggota DPR RI di masa reformasi.

 

Sementara Prabowo Subianto berkarier sebagai tentara pada zaman otoritarian orba yang anti pada nilai-nilai demokrasi. Kemudian Anies Baswedan, kata Prof Saiful, memiliki latar belakang yang relatif sama dengan Ganjar, tetapi berkarier politik setelah Indonesia mengalami reformasi.


Selanjutnya, SMRC mencatat bahwa terdapat 92,3 persen publik memiliki komitmen tinggi terhadap nilai demokrasi, sementara 7,7 persen lainnya berkomitmen rendah. Dari 92,3 persen yang memiliki komitmen tinggi pada nilai-nilai demokrasi itu terdapat 39 persen yang memilih Ganjar, 33 persen memilih Anies, dan 29 memilih Prabowo. 


Lalu sebesar 7,7 persen orang yang memiliki komitmen rendah pada nilai-nilai demokrasi itu, terdapat 48 persen yang memilih Prabowo, sedangkan yang memilih Anies dan Ganjar masing-masing 26 persen.


“Jika yang bersaing adalah antara Anies dengan Ganjar, maka komitmen pada demokrasi bukan faktor yang penting. Penjelasan komitmen pada nilai-nilai demokrasi tidak meyakinkan secara statistik untuk dua tokoh ini (Anies dan Ganjar),” kata Saiful.


Ia menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pemilih Ganjar dan Prabowo soal komitmen terhadap demokrasi. Para pemilih yang memiliki komitmen rendah pada nilai-nilai demokrasi, hampir separuhnya memilih Prabowo (48 persen) dan berbeda sangat signifikan dengan yang memilih Ganjar (26 persen).


“Dilihat dari sisi ini, pemilih yang punya komitmen pada nilai-nilai demokrasi cenderung lebih memilih Ganjar, sementara yang kurang memiliki komitmen pada nilai-nilai demokrasi cenderung memilih Prabowo,” jelas Saiful.