Nasional MUKTAMAR KE-34 NU

Konsekuensi Globalisasi terhadap Gerakan Sosial dan Konteks Keluarga

Selasa, 21 Desember 2021 | 04:30 WIB

Jakarta, NU Online
Konteks dunia dalam bahasa yang sering populer disebut sebagai globalisasi, memiliki konsekuensi dalam banyak hal. Di antaranya pada gerakan sosial dan dalam konteks keluarga.


"Kalau saya ngajar di gerakan sosial itu juga pengaruh pada gerakan sosial juga sangat besar. Jadi membuat gerakan-gerakan sosial itu juga mengglobal gitu ya. Lalu di dalam konteks keluarga juga sangat besar pengaruhnya," kata Dosen FISIP UIN Walisongo Semarang Nurhasyim saat mengisi seminar web Road to Muktamar Ke-34 NU Seri 11: NU, Perempuan, dan Ketahanan Keluarga diakses Senin (20/12/2021).


Nurhasyim menyebut contoh, pada program keluarga berencana misalnya, keluarga adalah terdiri dari ayah ibu, kemudian anak. Di dalam konteks sekarang, hal itu menghadapi tantangan, karena globalisasi juga memaksa orang untuk melakukan definisi ulang terhadap konsep keluarga.

 

"Kebetulan belum lama ini saya diminta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk mengembangkan konsep pengasuhan. Nah di dalam proses diskusi kelompok itu ada diskusi yang menurut saya menarik, bahwa pada faktanya di masyarakat kita itu, keluarga itu sangat beragam. Jadi, tidak seperti yang kita bayangkan," ujarnya.

 

Ia mengatakan bahwa keluarga di masyarakat saat ini tidak hanya terdiri dari ayah, ibu, anak. Tetapi ada yang ibu dan anak saja, ayah dan anak saja; kemudian kakek dan cucu (tapi) tidak ada ayah dan ibunya, dan seterusnya.


"Kemudian ada istilahnya Organisasi Perempuan Kepala Keluarga, dan lain sebagainya. Nah pada saat proses diskusi mengembangkan konsep pengasuhan itu diantaranya adalah ada tuntutan untuk mendefinisikan ulang konsep keluarga yang mengakomodasi keberagaman keluarga yang ada di masyarakat," ucapnya.

 

Dalam serial seminar web yang diadakan NU Online bekerja sama dengan Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), ia mengatakan hal tersebut akan menjadi tantangan dalam konteks NU. Hal itu terkait konsep keluarga dengan memperhatikan keberagaman keluarga di dalam masyarakat, apa yang disebut sebagai keluarga dalam masyarakat.


"Jadi belum lagi kalau sudah sangat ini lagi, ekstrem lagi kalau dalam konteks masyarakat barat yang sekuler. Itu juga tantangan besar dalam konteks masyarakat kita gitu, jadi ini saya kira beberapa hal yang menurut saya akan menjadi tantangan NU ke depan," pungkasnya.

 

Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Kendi Setiawan