Bogor, NU Online
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar kegiatan Millenial Youth Camp for Moderate Leader di Jambuluwuk, Ciawi, Kabupaten Bogor. Kegiatan berlangsung Selasa-Kamis (19-21/11).
Pelatihan yang didominasi oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jabodetabek tersebut mengusung tema ‘Negara dalam Kebinekaan Sebarkan Rahmat untuk Semesta Alam’. Selama 4 hari, 35 peserta dididik menjadi pemimpin yang moderat dan memiliki wawasan kebangsaan yang luas.
Panitia menghadirkan pemateri-pemateri andal yang sudah mumpuni di bidangnya, antara lain dosen IAIN Cirebon yang juga sekretaris Lakpesdam PBNU H Marzuki Wahid, aktivis muda Nahdaltul Ulama yang juga Wakil Sekretaris Lakpesdam PBNU Idris Mas’ud, Direktur Rumah Kitab Jamaluddin Mohammad, Dekan Fakultas Usuludin Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta Ulinnuha Husnan, Direktur Al-Maliki Center Muhammad Aqib Malik, Aktifis Gerakan NU Abdullah Ubaid, dan Trainer Peace Generation Miftahul Huda.
Pengurus Lakpesdam PBNU Idris Mas’ud mengatakan Millenial Youth Camp diselenggarakan semata-mata untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan para mahasiswa dalam merespon berbagai persoalan termasuk industri 4.0 yang saat ini mulai berjalan. Menurutnya, para mahasiswa dilatih menjadi pemimpin yang benar-benar memahami isu-isu kontemporer terutama soal radikalisme, moderasi beragama, dan keislaman.
“Selama ini kami menemukan kalangan muda yang berfikir sempit serta menginginkan ideologi di luar Pancasila hadir di bumi pertiwi kita,” tuturnya, Kamis (21/11) malam.
Lakpesdam PBNU, ucapnya, ingin menciptakan pemimpin-pemimpin dari kalangan pemuda yang benar-benar memahami moderasi beragama. Sehingga tidak terjadi lagi kekerasan yang mengancam persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa.
Sementara itu Mahasiswi Pascasarjana Universitas Padjajaran Reni Murniati yang menjadi peserta Millenial Youth Camp Lakpesdam PBNU mengatakan kaum milenial jangan hanya mengikuti perkembangan zaman. Sebab, setiap bangsa memiliki masalah yang kompleks dan dibutuhkan peranan pemuda di sana.
Menurutnya, harus banyak lembaga seperti Lakpesdam yang memfasilitasi para pemuda untuk memperluas pengetahuannya terkait berbagai masalah-masalah kebangsaan. Reni meyakini jika para pemuda terus dilatih dan diberikan pemahaman maka pemuda tersebut tanpa harus diminta akan mengharumkan bangsa dan negara di manapun mereka berada.
“Menurut saya itu berpengaruh bagaimana anak-anak muda ini memandang agama khususnya Islam, dengan difasilitasi seperti ini otomatis pengetahuan tentang kebangsaan itu akan berkembang sehingga berpengaruh juga dengan cara dia beragama di Indonesia,” ucapnya.
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Syamsul Arifin