Nasional

LP Ma’arif PBNU Dorong Transformasi Digital dalam Pembelajaran

Ahad, 2 Februari 2025 | 14:45 WIB

LP Ma’arif PBNU Dorong Transformasi Digital dalam Pembelajaran

Tangkapan ayar video Sekretaris Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif PBNU, H Harianto Oghie saat Rapat Kerja Dinas LP Ma'arif PWNU Jawa Tengah Zona 6 di Wisma Budaya SMA N 7 Kabupaten Purworejo pada Ahad (2/2/2025).

Purworejo, NU Online
Sekretaris Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif PBNU, H Harianto Oghie, mendorong transformasi digital dalam pembelajaran, khususnya di lingkungan Satuan Pendidikan Ma’arif. Menurutnya, para pendidik harus melek teknologi agar tidak tertinggal dari peserta didik yang semakin mahir memanfaatkan kecanggihan digital.


“Satuan Pendidikan Ma'arif harus siap transformasi digital dalam pembelajaran. Kalau ini tidak kita mulai dari sekarang, mana anak-anak kita akan lebih cerdas. Sementara guru-gurunya hanya penikmat digital. Nah, Bapak-Ibu mungkin punya handphone dua, anak-anak satu. Tetapi sayangnya anak-anak lebih cerdas memanfaatkan IT (Informasi dan Teknologi) daripada kita sebagai seorang guru. Oleh karena itu, tantangannya adalah kita sebagai seorang pendidik untuk melek IT,” ujar Oghie saat Rapat Kerja Dinas LP Ma'arif PWNU Jawa Tengah Zona 6 di Wisma Budaya SMA N 7 Kabupaten Purworejo pada Ahad (2/2/2025) sebagaimana dalam tayangan YouTube Ma'arif NU Jateng.

 

Oghie juga menyampaikan bahwa LP Ma’arif NU memiliki peran strategis dalam mencetak kader-kader teknokrat NU yang unggul di masa depan. Ia mengingatkan bahwa transformasi digital dalam pembelajaran adalah bagian dari visi besar Ma’arif untuk melahirkan cendekiawan Muslim yang moderat.

 

"Ini juga pesan Gus Yahya karena Ma’arif adalah sentra, laboratorium, kader teknokrat NU masa depan di abad kedua dan LP Ma’arif menjadi sentra laboratorium, kader cendekiawan-cendekiawan Muslim Indonesia yang memiliki paham nilai-nilai wasathiyah atau Islam moderat. Karena itu bapak ibu sekalian, tantangan ini harus diejawantahkan ke bawah sehingga ini bisa terimplementasi, terealisasi, dan guru-gurunya harus selalu ikut pelatihan," tegasnya.

 

Ia juga mengingatkan para pendidik agar tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi, karena anak-anak saat ini sudah terbiasa berdialog dengan kecerdasan buatan seperti ChatGPT dan AI.

 

"Jangan ketinggalan Bapak Ibu sekalian, jangan sampai anak didik kita lebih cerdas untuk mengelolanya. Apalagi hari ini seperti anak saya alumni UB (Universitas Brawijaya) Fakultas Teknik Mesin, bapaknya Fakultas Teknik Bongkar Pasang Hadits di IAIN. Anaknya benar-benar ahli mesin. Kalau bapaknya ahli hadits,” ujarnya dengan nada bercanda.

 

Oghie menekankan bahwa pendidik harus mengajar sesuai perkembangan zaman, karena generasi saat ini banyak bergantung pada teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

 

“Nah, hari ini, saya minta kepada bapak ibu sekalian betul-betul mengajari anak-anak kita sesuai jamannya karena apa, anak saya yang saya contohkan tadi ingin mengenal bapaknya hanya melalui ChatGPT, melalui artificial intelligence (AI). Anak-anak hari ini berdialog dengan handphone-nya,” jelasnya.


Menurutnya, tanpa pemahaman dan pengawasan guru terhadap pemanfaatan teknologi, para pendidik bisa ditinggalkan oleh murid-muridnya.

 

“Kalau bapak ibu tidak melakukan filterisasi terhadap pemanfaatan ini, maka bapak ibu sebagai seorang guru akan ditinggalkan oleh murid-muridnya. Karena apa yang ingin ditanyakan, misalnya cari jodoh, cari cinta, apalagi dan lain-lain bisa ditanyakan di GPT,” tambahnya.

 

Ia juga memberikan contoh bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran yang lebih efektif, termasuk dalam mempersiapkan siswa untuk berkompetisi di tingkat global.

 

“Hari ini saya buktikan karena anak saya siapkan ke luar negeri. Karena itu, dia belajar bahasa Inggris melalui ChatGPT, artificial intelligence (AI). Sehingga, sembari kursus, dia juga menggunakan itu untuk belajar bahasa Inggris,” tuturnya.

 

“Karena itu di era peradaban hari ini tidak ada individu yang bisa bangkit, bisa survive tanpa melakukan kolaborasi. Karena itu terima kasih atas kemitraan-kemitraannya, karena itu Ma’arif bisa lebih maju ke depan,” pungkasnya.