Nasional

Ma’had Aly Tebuireng Gelar Konferensi Internasional Turats Nabawi Bahas Krisis Ekologi

NU Online  ·  Senin, 15 Desember 2025 | 15:00 WIB

Ma’had Aly Tebuireng Gelar Konferensi Internasional Turats Nabawi Bahas Krisis Ekologi

Dokumentasi Konferensi Internasional Turats Nabawi dalam MUTUN 2025 di Mahad Aly Hasyim Asyari Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. (Foto: dok. Mahad Aly Tebuireng)

Jombang, NU Online

Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Pesantren Tebuireng sukses menggelar acara puncak Muktamar Turats Nabawi (MUTUN) berupa Konferensi Internasional, pada Sabtu-Ahad (13-14/12/2025).


Kegiatan yang mengusung tema Eko-Sunnah dan Krisis Ekologi Global: Formulasi Kontribusi Islam Melalui Hadis untuk Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ini dilaksanakan selama dua hari, dengan sesi luring pada hari pertama dan sesi daring pada hari kedua.


Konferensi ini menarik perhatian global, sebagaimana yang disampaikan oleh Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari KH Achmad Roziqi.


“Ada 197 penulis dari 6 negara yang mengirimkan abstrak dalam konferensi ini, dari Indonesia, Malaysia, Mesir, Libya, Pakistan, dan India, lalu diseleksi hingga menyisakan 50 penulis yang akan mempresentasikan penelitiannya dalam acara ini," katanya, melalui keterangan tertulis yang diterima NU Online, pada Senin (15/12/2025).


Sebelumnya, Ma'had Aly Hasyim Asy'ari menggelar rangkaian MUTUN dengan tiga kegiatan pendahuluan yakni Seminar Literasi Keuangan Syariah, Bahtsul Masail Al-Haditsiyyah mengenai Problematika Ekologi, serta pengumpulan dan khataman hadits-hadits ekologi yang terdapat dalam kutubussittah.


Acara pembukaan konferensi internasional ini dihadiri oleh para peneliti, sivitas akademika Pesantren Tebuireng, serta perwakilan dari Kementerian Agama RI.


Kepala Sub Direktorat Pendidikan Ma’had Aly Kemenag RI Mahrus el-Mawa menyambut baik inisiatif ini. Ia berharap, konferensi internasional serupa juga dilakukan oleh pesantren dan Ma’had Aly.


"Karena sebagaimana sering disampaikan oleh Menteri Agama, sudah saatnya pendidikan Islam Indonesia menjadi destinasi pendidikan internasional, sudah saatnya menjadi tujuan kajian Islam dunia," kata Mahrus.


Turats sebagai fondasi argumen dan praksis sosial

Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) menyampaikan bahwa forum ini adalah momen krusial bagi pengembangan keilmuan Islam di Indonesia, terutama di lingkungan pesantren.


Gus Kikin menilai langkah Ma’had Aly Tebuireng melalui MUTUN adalah tindakan nyata untuk kembali pada warisan keilmuan ulama, khususnya Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, yang menjadikan hadits sebagai dasar argumen keagamaan sekaligus praktik sosial.


Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pendidikan dan perjuangan yang berlandaskan Al-Qur’an dan hadits akan berdampak langsung pada perbaikan moral manusia.


"Perbaikan moral inilah yang pada akhirnya berpengaruh pada cara manusia memperlakukan alam dan lingkungan hidup. Sebab, kerusakan lingkungan tidak dapat dilepaskan dari kerusakan moral dan spiritual manusia," tutur Gus Kikin.


Direktur Pesantren Kemenag RI Basnang Said menekankan peran strategis Ma’had Aly dalam isu global. Ia mengatakan bahwa ada banyak isu internasional yang perlu dikaji, dan Ma’had Aly memiliki potensi besar untuk menjadi juru bicara internasional.


Sebab, kata Basnang, referensi Ma’had Aly begitu kaya dan kuat. Isu ekologi adalah di antara yang paling penting, khususnya di saat bencana sedang terjadi di tiga provinsi di Sumatera sekarang ini. Kelak, alumni Ma’had Aly perlu menjangkau posisi-posisi yang bisa menjelaskan kepada dunia seperti apa Islam Indonesia.


"Kita berharap ada yang masuk ke kementerian luar negeri atau menjadi duta-duta Indonesia yang akan menjelaskan seperti apa Islam Indonesia yang rahmatan lil ‘alamin," katanya.


Kontributor: Syahrul

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang