Memblokir Pertemanan di Medsos Termasuk Memutus Silaturahim?
NU Online Ā· Rabu, 30 Juni 2021 | 09:00 WIB
Muhammad Faizin
Kontributor
Jakarta, NU Online
Di era digital saat ini, media sosial atau medsos berperan penting dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari cara kita berinteraksi dengan orang lain. Dengan kemudahan yang ada di dalamnya, media sosial mampu menjadi media yang efektif dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Dengan kondisi ini, maka kita mampu berinteraksi dengan banyak orang tanpa batas tempat dan waktu.
Namun dalam berinteraksi, tidak semuanya berjalan sesuai dengan keinginan kita. Suatu saat pasti terjadi hubungan kita dengan orang lain di media sosial terganggu. Hal ini lebih sering muncul karena perbedaan pendapat dan pandangan yang tidak bisa diselesaikan dengan cara baik. Sehingga bisa jadi kita memanfaatkan fitur blokir pada media sosial untuk menghentikan interaksi dengan akun-akun yang tidak 'satu frekwensi' dengan kita.
Lalu, apakah memblokir pertemanan di medsos, sehingga kita tidak bisa berkomunikasi lagi termasuk memutus silaturahim? Dalam hal ini Habib Husein Ja'far Al Hadar memiliki pandangan bahwa terdapat perbedaan antara memblokir dan memutus silaturahim.
āSilaturahmi itu berakar kata dari dua kata yaitu Silah dan Rahim. Silah itu artinya hubungan, rajutan. Rahim itu adalah cinta kasih. Maka memutus silaturahim artinya menghilangkan rasa cinta kasih di dalam hati kita kepada seseorang,ā katanya, Senin (28/6).
Sementara memblokir lanjutnya, tidak bisa diartikan dengan menghilangkan cinta kasih yang ada pada diri kita. Justru menurutnya, karena tidak ingin seseorang yang diblokir tadi tidak terus terjebak dalam dosa karena terus menyebarkan kebencian dan berkata buruk tentang kita dan orang lain, kemudian juga menjaga kesehatan mental dan hati kita, maka diperbolehkan memblokirnya.
āDemi kemaslahatan atau demi kebaikan. Bagi siapa? Bukan hanya bagi kita, tapi bagi dia juga. Dengan diblokir, akhirnya dia tidak memiliki akses untuk berkata buruk kepada kita dan dengan diblokir kita juga jadi tidak melihat keburukan dia sehingga kia tidak jadi benci kepada dia,ā jelasnya melalui Channel Youtube Jeda Nulis miliknya.
Yang tidak diperbolehkan dalam sebuah hubungan menurutnya adalah memblokir cinta dalam hati kita kepada seseorang. āKalau sekedar akunnya tidak ada masalah. Demi kebaikan bersama,ā lanjutnya.
Tidak diperbolehkan juga untuk memblokir orang-orang yang berbeda dengan kita karena hanya karena perbedaan. Perlu disadari bahwa perbedaan adalah keniscayaan dan merupakan rahmat Allah SWT.
Ā
Perbedaan menurutnya penting untuk membuka pemikiran kita agar semakin berkembang. Asalkan lanjutnya, perbedaan itu tidak berlandaskan kebencian dan tidak terjadi dialog antara orang yang berbeda dengan kata-kata yang penuh dengan keburukan.
āJadi āSay Yesā kepada perbedaan dan āSay Noā kepada kebencian. Follow orang-orang yang berbeda, blokir orang-orang yang membenci,ā pungkasnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Gus Yahya Ajak Seluruh Pengurus NU Siapkan Muktamar Ke-35 sebagai Jalan Terhormat dan Konstitusional
2
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
3
KH Miftachul Akhyar Undang Rapat Konsultasi Syuriyah dengan Mustasyar PBNU di Pesantren Lirboyo
4
Gus Yahya Tanggapi KH Miftachul Akhyar soal AKN-NU, Peter Berkowitz, hingga Dugaan TPPUĀ
5
KH Miftachul Akhyar Sampaikan Permohonan Maaf terkait Persoalan di PBNU
6
Khutbah Jumat: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial
Terkini
Lihat Semua