Menag Nasaruddin Umar Berharap Peringatan Hari Ibu Bukan Sekadar Seremonial
Ahad, 22 Desember 2024 | 14:00 WIB
Achmad Risky Arwani Maulidi
Kontributor
Jakarta, NU Online
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengucapkan selamat Hari Ibu kepada segenap masyarakat Indonesia, terutama para ibu. Nasaruddin berharap, peringatan Hari Ibu bukan menjadi momen seremonial belaka. Namun, lebih dari itu, peringatan Hari Ibu dapat menjadi titik pangkal bagi penguatan pemberdayaan perempuan di Tanah Air.
"Saya, Nasaruddin Umar, Menag RI dan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta mengucapkan selamat Hari Ibu khususnya kepada para ibu di seluruh tanah air kita,” ujar Menag saat di Surabaya pada Ahad (22/12/2024).
Menag menegaskan bahwa peringatan ini tidak hanya berhenti secara seremonial. Ia berharap perayaan ini bisa menjadi batu loncatan dalam memperkuat peran strategis sekaligus meningkatkan pemberdayaan perempuan.
“Kita berharap semoga Hari Ibu ini memberikan penguatan terhadap perempuan untuk bisa berdaya guna dan bisa lebih berkreasi dan untuk memiliki power,” harapnya.
Hal it menurutnya akan membuka pintu menuju kesetaraan gender. Upaya ini selanjutnya berimbas kepada laki-laki dan perempuan memiliki peran yang adil dalam tiap lini kehidupan.
"Sehingga, masa depan insyaallah terjadi kesetaraan gender, kesetaraan peran antara laki-laki dan perempuan. Dengan demikian, insya Allah warga negara Indonesia ini akan tambah kuat jika separoh penduduknya yang Namanya perempuan ini berdaya sebagaimana halnya laki-laki,” imbuhnya.
Menag berkunjung ke Jawa Timur antara lain dalam rangka menghadiri Haul ke-15 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Masyayikh Pesantren Tebuireng, Jombang.
Secara terpisah, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Dhimas Bima Shofianto memaknai Hari Ibu sebagai alarm pengingat. Sekurang-kurangnya, momen ini dapat memantik kesadaran setiap orang terhadap peran serta andil seorang ibu di dalam kehidupan.
"Maknanya, ya, setidaknya, ada hari khusus di mana semua orang menyadari peran-peran ibu," ungkapnya.
Alasannya, tanpa hari-hari spesial peranan berarti yang dibiasakan justru susah teridentifikasi dan kerap terlupakan. "Karena di hari biasa peran yang berarti itu biasanya baur dan samar. Jadi gak disadari dan dianggap angin lalu," imbuh mahasiswa jurusan Aqidah dan Filsafat Islam itu.
Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap 22 Desember. Hal ini didasarkan pada pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta, yang berlangsung empat hari, tepatnya tanggal 22-25 Desember 1928.
Perayaan Hari Ibu Nasional diresmikan oleh Presiden Soekarno di bawah Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959. Tahun ini, peringatan Hari Ibu mengangkat tema Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045.
Hari Ibu (Mother Days) ialah hari perayaan terhadap peran ibu, baik di lingkungan keluarga domestik maupun sosial publik. Di sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, Australia, Amerika Serikat dan lainnya, Hari Ibu diperingati pada Ahad pekan kedua bulan Mei.
Terpopuler
1
Duduk Perkara Persoalan JATMAN: Munculnya PATMAN hingga Ikhtiar PBNU Mencari Solusi
2
KH Achmad Chalwani dan KH Ali Masykur Musa Pimpin JATMAN 2024-2029
3
Syekh Fadhil Al-Jailani Hadiri Kongres Ke-13 JATMAN di Boyolali
4
Kongres Ke-13 JATMAN Putuskan Perubahan Sejumlah Istilah
5
Kongres Ke-13 JATMAN Tetapkan 9 Anggota AHWA untuk Pilih Rais dan Mudir 'Aali
6
Saksikan Live Haul Ke-15 Gus Dur di YouTube NU Online, Cek Linknya
Terkini
Lihat Semua