Jakarta, NU Online
Psikolog yang juga pendongeng, Seto Mulyadi (Kak Seto) mengungkapkan anak-anak dapat didorong untuk menyukai permainan tradisional karena pada dasarnya mereka tertarik kepada sesuatu yang bersifat lebih menyenangkan.
“Kenapa lebih lari ke gadget, karena orangtua sibuk sendiri-sendiri, warga sibuk sendiri,” kata dia di arena kampanye Jam Main Kita, Monas, Jakarta, Ahad (25/3).
Ia mengingatkan wilayah RT yang merupakan penyingkatan dan bermakna rukun tetangga harus sungguh-sungguh mewujudkan kerukunan.
“Kalau ada apa-apa harus saling peduli, misalnya ada ibu yang stres karena masalah ekonomi atau masalah dengan suaminya, tetangga kiri kanan harus menghibur,” papar Kak Seto.
Menurut dia seringnya terjadi kasus bunuh diri atau anak disiksa, adalah lainnya karena pelampiasan emosi yang tidak tersalurkan secara positif.
“Dengan bermain gembira semua akan tersalurkan secara positif, menjadikan warga lebih akrab, kompak, dan kembali kepada kegotongroyongan yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia,” tambahnya.
Ia mendorong hal tersebut bisa dibudidayakan.
Dikatakan untuk wilayah DKI Jakarta telah memulai dengan dibuatnya RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak). Pihaknya mengagendakan menemui Gubernur agar RPTRA tidak hanya menyediakan arena permainan modern tapi juga tradisional.
Berikutnya adalah membentuk satuan tugas perlindungan anak juga lingkungan ramah anak. Di setiap RT RW perlu disediakan ruang terbuka.
“Jadi masyarakat yang secara ekonomi kurang terpenuhi haknya, tidak harus membayar untuk bergembira. Di situ bagian dari fasilitas pemerintah kabupaten/kota untuk memfasilitasi anak-anak,” papar Kak Seto.
Terkait penggunaan gadget, menurut Kak Seto menjadi tugas sekolah dan bagian pengendalian di sekolah agar tidak terlalu kecanduan gadget.
“Di rumah tidak terlalu harus kembali kepada teknologi sepenuhnya. Jadi apa pun harus seimbang termasuk dalam penggunaan gadget terutama bagi anak. Kalau semuanya berlebihan akan jelek,” tegasnya. (Kendi Setiawan)