Bekasi, NU Online
Bagi Nahdlatul Ulama (NU) mencintai dan menjaga Indonesia sama halnya dengan mencintai dan menjaga agama Islam.
Demikian diungkapkan Ketua Pengurus Cabang (PC) NU Kabupaten Bekasi KH Bagus Lukito, dalam perayaan puncak Hari Santri 2018 di OSO Sport Centre, Grand Wisata, Tambun Selatan, pada Ahad (4/11) pagi.
"Indonesia memiliki potensi aset yang kaya, masjid ada sekitar 800 ribu, bahkan menurut NU ada sejuta lebih. Madrasah dan pesantren, hafidh qur'an, jamaah haji dan umroh, bahkan makam para wali, Indonesia ini gudangnya," kata disambut gemuruh hadirin.
Ia mengajak agar nahdliyin, khususnya di Kabupaten Bekasi untuk mengintrospeksi diri. Sebab lahir, besar, mencari nafkah, nikah, dan memiliki banyak keturunan di Indonesia. "Bahkan, kita akan mati dan dikubur di tanah Indonesia. Makanya, mencintai Indonesia sama dengan mencintai agama Islam itu sendiri," tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan, sebagian besar warga negara Indonesia, beragama Islam. Tapi apa alasannya bendera yang digunakan adalah berwarna merah-putih, bukan bendera berkalimat tauhid ? "Sebab keimanan, ketauhidan, dan keislaman itu ada di hati," tandasnya.
Sekalipun benderanya merah-putih, tapi jika beriman dan menjalankan syari'at agama, lanjut Kiai Bagus, maka orang Islam di Indonesia sudah bertauhid. "Ukuran keimanan dan ketauhidan itu bukan karena mengibarkan bendera berkalimat laa ilaaha illallah saja. Dalam perayaan Hari Santri di Bekasi, Alhamdulillah bendera itu tidak ada," tegas Kiai Bagus.
Menurutnya, hubbul wathon minal iman sudah cukup bagi warga NU. "Maka, jika kita mencintai Indonesia sudah pasti mencintai agama kita yaitu Islam," pungkasnya.
Acara yang dihadiri oleh seluruh pengurus PCNU Kabupaten Bekasi dan unsur badan otonom serta lembaga, juga dihadiri Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dan Rais PCNU Kabupaten Bekasi KH Mohammad Dahim. (Aru Elgete/Muiz)