Nasional BANJIR SUMATRA

Muslimat NU Fokus Lakukan Pendampingan Psikososial bagi Penyintas Banjir Sumatra 

NU Online  ·  Senin, 29 Desember 2025 | 20:00 WIB

Muslimat NU Fokus Lakukan Pendampingan Psikososial bagi Penyintas Banjir Sumatra 

Logo Muslimat NU. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Arifatul Choiri Fauzi mengungkapkan bahwa pendampingan psikososial menjadi kebutuhan mendesak bagi para penyintas, khususnya perempuan dan ibu-ibu yang memikul beban ganda pascabencana.


“Kita terus berkoordinasi dengan Pimpinan Wilayah Muslimat NU di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Kami telah mengirim kebutuhan spesifik,” ujarnya saat ditemui NU Online di Jakarta, Ahad (28/12/2025).


“Kita telah melakukan pendampingan berupa trauma healing bagi ibu-ibu di sana dan ini akan terus kami lakukan supaya para ibu-ibu ini tetap kuat, karena kita memiliki pendekatan yang tepat supaya mereka merasa bahwa kita ikut merasakan apa yang mereka rasakan di sana,” lanjutnya.


Selain pendampingan psikososial, Arifah menyampaikan bahwa Muslimat NU juga terlibat aktif dalam menyediakan makanan di dapur-dapur umum.


“Muslimat NU juga ikut aktif menyediakan makanan melalui dapur-dapur umum yang disediakan oleh Tim NU Peduli maupun bersama pemerintah,” katanya.


Ia menyampaikan bahwa pihaknya akan menyerahkan donasi yang telah terkumpul dengan Rp500 juta secara langsung kepada warga terdampak di tiga provinsi tersebut.


“Kita juga sudah melakukan donasi baik PW hingga PCI yang jumlahnya hampir Rp500 juta. Kita sedang agendakan untuk hadir ke lokasi selama beberapa hari dengan rute Aceh, Sumatra Utara, dan terakhir di Sumatra Barat untuk menyalurkan langsung dari para donatur,” ujarnya.


Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) melaporkan hingga Senin (29/12/2025) pukul 16.30 WIB, jumlah warga yang masih mengungsi mencapai 399.200 orang. Angka ini menunjukkan bahwa hampir 400 ribu warga Sumatra belum dapat kembali ke rumahnya akibat kerusakan lingkungan dan infrastruktur yang belum pulih.


Sepuluh kabupaten/kota dengan jumlah pengungsi tertinggi tersebar di tiga provinsi terdampak. Kabupaten Aceh Utara menempati posisi teratas dengan 166.900 orang, disusul Aceh Tamiang 115.000 orang, Gayo Lues 21.200 orang, Aceh Timur 20.500 orang, dan Bireuen 20.300 orang. Selanjutnya Pidie Jaya mencatat 14.800 pengungsi, Aceh Tengah 11.800 orang, Tapanuli Selatan 4.700 orang, Kabupaten Agam 4.300 orang, serta Tapanuli Tengah 4.000 orang.


BNPB juga mencatat dampak bencana ini menelan korban jiwa yang tidak sedikit. Hingga saat ini, jumlah korban meninggal dunia mencapai 1.140 orang. Lima daerah dengan angka kematian tertinggi adalah Aceh Utara sebanyak 213 orang, Kabupaten Agam 192 orang, Tapanuli Tengah 127 orang, Tapanuli Selatan 88 orang, dan Aceh Tamiang 88 orang. Sementara itu, 163 orang masih dinyatakan hilang dan proses pencarian terus dilakukan.


Kerusakan fisik akibat banjir bandang dan longsor pun tergolong masif. Sebanyak 166.925 unit rumah dilaporkan mengalami kerusakan, terdiri atas 53.555 unit rusak berat, 41.925 unit rusak sedang, dan 71.445 unit rusak ringan. Kondisi ini memperpanjang masa pengungsian dan memperbesar tantangan pemulihan pascabencana.


Tak hanya permukiman warga, fasilitas umum juga ikut terdampak dan belum dapat beroperasi secara normal. BNPB mencatat kerusakan pada 215 unit fasilitas kesehatan, 3.188 unit fasilitas pendidikan, 803 rumah ibadah, 97 jembatan, dan 99 ruas jalan. Kerusakan infrastruktur ini menjadi hambatan serius bagi pelayanan dasar dan distribusi bantuan.


============


Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut https://filantropi.nu.or.id/solidaritasnu

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang