Nabil Haroen: Empat Pilar Kebangsaan Semangat Indonesia Emas 2045
Jumat, 9 April 2021 | 13:30 WIB
"Kita semua harus bangkit bersama-sama menjaga Indonesia, di antaranya dengan menjadikan 4 pilar Kebangsaan sebagai nyawa sekaligus gerakan kita semua," kata Nabil Haroen Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Markas Kodim 0726/SKH, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (9/4). (Foto: istimewa)
Kendi Setiawan
Penulis
Jakarta, NU Online
Empat pilar kebangsaan yang meliputi Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan tiang utama berdiri kokohnya Indonesia, dari masa lalu, masa kini, dan untuk masa depan. Karena itu penting, empat pilar kebangsaan perlu untuk terus disosialisasikan.
Penegasan itu disampaikan Muchamad Nabil Haroen, anggota Komisi IX DPR saat penyelengggaraan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Markas Kodim 0726/SKH, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (9/4).
Nabil Haroen menyinggung, dalam beberapa waktu terakhir, terjadi beberapa peristiwa terkait keamanan negara seperti ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dan peristiwa di Mabes Polri. Menurutnya itu semua merupakan pola dari gerakan ekstremis yang ingin mengancam kedaulatan negara.
"Kita semua harus bangkit bersama-sama menjaga Indonesia, di antaranya dengan menjadikan 4 pilar Kebangsaan sebagai nyawa sekaligus gerakan kita semua. Jadikan empat pilar sebagai semangat kita semua untuk mengabdi, menjaga Indonesia yang kita cintai," sebut Gus Nabil dalam rilis yang diterima NU Online.
Menurut Nabil Haroen, saat ini masyarakat sedang memasuki era shifting menuju era teknologi. Warga bangsa harus bersiap, dengan berusaha menjadi orang yang produktif, masyarakat yang efektif, dan bangsa yang terus berkarya. "Kita gunakan teknologi untuk hal-hal yang produktif, peningkatan kualitas produk pertanian, pemasaran secara global dan berdaya saing dengan negara-negara lain," imbuh Gus Nabil.
Ketua Pagar Nusa itu menambahkan Indonesia emas 2045 merupakan momentum penting yang harus kita jemput. Ada momentum bonus demografi, yaitu Indonesia memiliki usia produktif yang besar jumlahnya, yang harus dioptimalkan fungsinya.
Adanya bonus demografi jangan sampai menjadi bencana. "Generasi muda kita harus diajak untuk terus belajar, mengelola seluruh potensi yang ada di masyarakat kita. Potensi ekonomi pertanian yang besar, harus menjadi fokus bersama," kata Gus Nabil yang juga anggota MPR RI.
Menurutnya, generasi muda perlu didorong agar bangga kembali menjadi petani, yang unggul dan berdaya saing internasional. Sebab, ekonomi desa saat ini menjadi tulang punggun, dan ke depan, ekonomi pertanian merupakan sektor penting bagi kemajuan Indonesia.
Dalam konteks pertahanan dan keamanan, sambung dia, masyaraat bersama-sama harus menjaga kedamaian bangsa Indonesia. Jangan sampai negeri ini terkoyak dengan pikiran sempit dari segelintir orang yang mau mengganti sistem negara.
"Jangan sampai kita terlena dengan orang-orang yang mabuk agama. Maka, kita perlu mengembangkan dan mengikuti ajaran agama yang Rahmatan lil-alamin, agama yang baik untuk semua, agama yang membawa kemaslahatan publik," tegasnya.
Pada akhir acara, Gus Nabil menyerahkan bantuan paket obat-obatan dan roti balita untuk Klinik Pratama Kartika 26 yang dimiliki oleh Kodim 0726/Sukoharjo. Penyerahan itu diterima oleh dr Taufiq dari Klinik Pratama Kartika 26.
Sosialisasi dihadiri juga oleh Kiai Mudzakkir (Majelis Pendekar Pagar Nusa Kabupaten Sukoharjo/ Guru Ngaji Pak Jokowi), Letkol Inf Agus Adhy Darmawan (Komandan Kodim 0726/ Sukoharjo), AKBP Bambang Yugo Pamungkas (Kapolres Kabupaten Sukoharjo), dan 150 personil TNI-Polri.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua