Nasional MUNAS-KONBES NU 2012

Nahdliyin Dikecewakan Sikap Paspampres

Senin, 17 September 2012 | 14:30 WIB

Cirebon, NU Online
Aisopiyah benar-benar kesal. Tubuh anggota Muslimat NU Cikalahang, Dukupantang, Cirebon, ini dihimpit sejumlah pasukan pengamanan presiden (Paspampres) di pintu gerbang Pondok Pesantren Kempek Cirebon.
<>
“Perasaan saya sakit. Saya ini kan mau menghormati alim ulama di sini, kok malah dihalang-halangi,” keluhnya usai berhasil memasuki area Munas Alim Ulama dan Konbes NU.

Di hari terakhir Munas, Senin (17/9), ini animo masyarakat tergolong besar. Massa yang terdiri dari para kiai, santri, jamaah majelis taklim, aktivis, peneliti, pejabat daerah, serta pengurus dan simpatisan NU itu datang dari semua penjuru mata angin.

Terik panas tak mampu membuat mereka surut. Meski untuk sampai di pintu gerbang saja, mereka harus berjubel dan mengantre dengan ribuan calon pengunjung. Belum lagi, berhadapan dengan Paspampres di depan dan di dalam kompleks pesantren.

Menjelang kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istri, penjagaan diperketat sejak Ahad pagi. Bahkan, Gor Munas dan Konbes, tempat presiden akan ceramah, sama sekali steril dari kegiatan apapun. Seluruh calon pengunjung yang akan masuk kompleks pesantren wajib diperiksa.

Tangan Aisopiyah akhirnya ditarik masuk secara paksa oleh ketua rombongannya, Marni, yang sudah masuk kompleks pesantren lebih awal. Sebelumnya ibu berjilbab ini perang mulut dengan Paspampres karena tujuh rekannya tak dipersilakan masuk.

“Kami ini diudang Kiai Hasan Basri. Kami ini jamaah Muslimat NU,” teriak Marni berkali-kali kepada Paspamres.

Nasib hampir sama dialami Chacha Swidiya, siswi kelas satu SMK PGRI Palimanan, Cirebon. Tubuh mungilnya didorong Paspampres saat memasuki lokasi acara. Saat itu ia bersama sekitar 20 teman lainnya mendapat kehormatan menyambut presiden atas nama pelajar.

“Udah didorong-dorong, di sini nggak ketemu presidennya lagi,” tuturnya kecewa mendengar presiden ternyata sudah ada di kediaman pengasuh.

“Aneh, ketemu kiai saja ndak begini, mau lihat presiden saja kok susah,” celetuk salah seorang di sampingnya.
 

Redaktur: Mukafi Niam
Penulis    : Mahbib Khorion