Nasional

Nahdliyin Sumenep Tolak Relokasi Pelacur ke Madura

Selasa, 24 April 2012 | 07:33 WIB

Sumenep, NU Online
Rencana pemindahan lokalisasi pelacuran Jawa Timur ke Kabupaten Sumenep mendapat respon dari Wakil Rais Syuriah PCNU Sumenep. KH Taufiqurrahman FM dengan tegas menolak rencana Kementrian Sosial RI tersebut yang akan ditempatkan di pulai Kangean, Sumenep. “Tentu kita akan menolak sekuat tenaga,” tegasnya saat dihubungi NU Online, Selasa (24/4).<>

Menurut Pengasuh Pesantren Mathlabul Ulum Lenteng Sumenep itu pemerintah mengambil kebijakan yang salah sekalipun tujuannya baik. Jika nanti terwujud pemerintah menghacurkan masyarakat Sumenep yang agamis. “Itu berarti pengambil kebijakan yang akan menghancurkan Sumenep yang masyarakatnya agamis,” paparnya.

Sejatinya wacana tersebut sudah lama beredar. Namun, beberapa hari terakhir ini wacana itu menguat lagi seiring dengan adanya pernyataan dari Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementrian Sosial RI.

KH Taufiqurrahman FM menjelaskan, Madura yang sangat identik dengan pesantren dan masyakatnya yang Islami, tidak seharusnya dijadikan tempat prostitusi atau pelacuran terbesar di Jawa Timur. Dengan demikian pihaknya mengaku akan terus berupaya sekuat tenaga untuk menolak dengan keras rencana hal tersebut.

Ia menegaskan, atas nama pengurus cabang Nahdlatul Ulama Sumenep menolak rencana tersebut. “Saya sangat menolak relokasi pelacuran itu di pindahkan ke salah satu pulau yang ada di kabupaten sumenep dan pada khusunya di Madura.”

Sebelumnya, sejumlah politisi asal Madura menolak rencana tersebut. Badrut Tamam, Anggota Komisi C DPRD Jawa Timur dari Dapil XI Madura, dengan tegas menolak wacana tersebut.

“Madura yang masyarakatnya Islami sangat naif apabila ditempati lokalisasi terbesar di republik ini. Dan bentuk keprihatinan saya adalah konsolidasi menolak rencana itu. Dan jika saya tidak berhasil menolak rencana ini maka lebih baik saya mundur jadi anggota dewan,” tegasnya sebagaimana dikutip Surabaya Post, Sabtu (21/4).

Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur dari Dapil Sumenep, Malik Effendy menyebutnya sebagai gagasan gila dan tidak bermoral.

Sementara, Badrul Aini, anggota DPRD Sumenep asal kepilauan mengancam akan bertindak tegas jika terpaksa rencana tersebut tetap dijalankan.

 

 

Redaktur      : Syaifullah Amin

Kontributor : M. Kamil Ahyari/Rohman FM