Napak Tilas Kantor Pertama PBNU, Gus Yahya: Masa Depan Tak Boleh Terlepas dari Asal
Kamis, 17 Februari 2022 | 16:30 WIB
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) berupaya menahan haru. Beberapa kali putra pertama KH Cholil Bisri itu terdiam cukup lama dengan matanya yang mengembang. (Foto: NU Online/Syakir NF)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Surabaya, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa pergerakan ke masa depan tidak boleh tercerabut dari akar titik mulanya.
Hal itu disampaikan saat kunjungan PBNU dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia di kantor Hofdbestur Nahdlatoel Oelama (HBNO) atau kantor pertama PBNU, Jalan Bubutan VI/2 Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/2/2022).
"Ketika kita mulai hendak bergerak untuk tujuan meraih masa depan, karena masa depan tidak boleh terlepas dari asal mulanya, ke manapun kita menuju untuk masa depan NU, tidak serorang pun boleh lupa bahwa di tempat inilah mulainya," katanya.
Dalam menyampaikan sambutannya, tampak Gus Yahya berupaya menahan haru. Beberapa kali putra pertama KH Cholil Bisri itu terdiam cukup lama dengan matanya yang mengembang.
Ia seakan hanyut dibawa masa lalu. Seolah di matanya, tampak jelas para pendiri duduk menyaksikannya atau sedang bermusyawarah merumuskan masa depan agama dan bangsa yang amat mereka cintai dengan penuh setia.
"Kalau kita berpikir tentang kesetiaan, tentang perjuangan, di tempat inilah kesetiaan itu ditambatkan," ujarnya.
"Kalau kita bermimpi masa depan di tempat inilah mimpi itu mula-mula dihidupkan," lanjutnya.
Gus Yahya seakan merasakan energi-energi spiritual yang memenuhi ruangan, tempat para pendiri NU dahulu mencurahkan segala daya dan upayanya untuk kemaslahatan bersama.
"Datang ke tempat ini, melihat ruangan ini, merasakan suasana di dalamnya, apalagi kalau kita mengerahkan kepekaan spiritual kita, kita akan menangkap energi apa, kekuatan apa yang telah menggelindingkan NU yang kita nikmati hari ini setelah 99 tahun ke depan," ujarnya.
Kehadiran Gus Yahya yang didampingi Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf dan Bendahara Umum PBNU Mardani H Maming itu disambut pencak silat yang dimainkan Pendekar Pencak Silat Pagar Nusa. Gus Yahya juga dikalungi surban oleh Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya KH Mas Sulaiman.
Gedung HBNO saat ini ditempati oleh PCNU Kota Surabaya sebagai kantor. Walikota Surabaya Eri Cahyadi dalam sambutannya merencanakan agar bangunan HBNO sepenuhnya menjadi Bangunan Cagar Budaya sesuai SK Walikota Nomor: 188.45/502/436.1.2/201 yang ditandatangani pada 11 Desember 2013. Sementara Kantor PCNU Kota Surabaya akan dipindahkan ke tempat lain.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua