Ngaji Ramadhan, Gus Ulil: Peradaban Akan Alami Disorientasi Jika Kehilangan Sumber Spiritual
NU Online · Sabtu, 8 Maret 2025 | 13:00 WIB
KH Abshar Abdalla saat mengisi Ngaji Ramadhan kitab Jawahirul Quran pertemuan ketiga, Jumat (7/3/2025) malam. (Foto: tangkapan layar Youtube Ghazalia College)
Achmad Risky Arwani Maulidi
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla berpandangan bahwa peradaban akan hancur jika menyampingkan Tuhan. Pandangan ini ditopang dengan kenyataan, Tuhan sebagai sumber utama segala kehidupan.
"Peradaban-peradaban yang kehilangan sumber-sumber spiritualnya, itu akan mengalami disorientasi. Jadi jangan dianggap sepele. Jauh dari Allah itu menimbulkan kehancuran peradaban ini," katanya.
Hal itu Gus Ulil sampaikan dalam pertemuan ketiga Ngaji Ramadhan kitab Jawahirul Qur'an oleh Imam Ghazali yang disiarkan melalui kanal Youtube Ghazalia College.
Dalam paparannya, Gus Ulil menjelaskan bahwa orang yang suluk dapat mendatangkan pengalaman kenikmatan (al-jannah). Sementara yang meminggirkannya, disebut akan memperoleh siksaan berupa terhalang dari Allah (al-Jahim).
Laku suluk dinilai berkaitan dengan masalah kehidupan sosial dewasa ini. Gus Ulil menilai bahwa depresi, sakit mental, kekacauan nihilisme dan semacamnya adalah akibat dari putusnya koneksi manusia dengan Tuhan.
"Kalau kita terjemahkan ini secara sosial terhadap keadaan kita sekarang, kita bisa membuktikan kebenaran statemen ini, yaitu orang itu kalau jauh dari Allah (maka) peradaban itu terhijab, terputus komunikasinya dengan Tuhan, ya sudah sengsara," ujar pengasuh Pondok Pesantren Ghazalia Metuk itu.
Sementara itu, Imam Ghazali dalam karya yang berarti substansi Al-Quran itu, memaknai suluk sebagai zikir terus menerus. Secara beriringan memunggungi hasrat nafsu sekaligus berkomitmen menjaga kebersihan hati.
Pandangan itu Imam Ghazali dasarkan pada QS Al-A'la ayat 14-15. Dua ayat ini berbicara mengenai konsekuensi orang yang membersihkan diri dan mengingat nama Ilahi.
Ayat-ayat yang membahas tema suluk kepada Allah, dalam Al-Quran mempunyai porsi yang amat mendalam. Imam Ghazali menyebutnya bak mutiara hijau (durrul azhar).
"Jadi ayat yang berbicara soal suluk ini, di Al-Quran itu ya pembahasannya seperti lautan yang luas," jelasnya.
Terpopuler
1
Gus Yahya Ajak Seluruh Pengurus NU Siapkan Muktamar Ke-35 sebagai Jalan Terhormat dan Konstitusional
2
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
3
KH Miftachul Akhyar Undang Rapat Konsultasi Syuriyah dengan Mustasyar PBNU di Pesantren Lirboyo
4
Gus Yahya Tanggapi KH Miftachul Akhyar soal AKN-NU, Peter Berkowitz, hingga Dugaan TPPU
5
KH Miftachul Akhyar Sampaikan Permohonan Maaf terkait Persoalan di PBNU
6
Khutbah Jumat: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial
Terkini
Lihat Semua