Nasional

NU dan Muhammadiyah Kompak Imbau Tarawih di Rumah

Jumat, 24 April 2020 | 19:00 WIB

NU dan Muhammadiyah Kompak Imbau Tarawih di Rumah

Organisasi NU dan Muhammadiyah melandaskan imbauan shalat Tarawih di rumah saja untuk pencegahan Covid-19. (Ilustrasi)

Jakarta, NU Online
Dua organisasi masyarakat terbesar di Indonesia sama-sama mengimbau umat Islam di Indonesia untuk mengurangi pertemuan fisik dalam jumlah besar selama wabah pandemi virus Corona (Covid-19), termasuk untuk kepentingan ibadah shalat sunah Tarawih. 

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj telah mengeluarkan imbauan bagi masyarakat NU untuk melaksankan shalat Tarawih di rumah saja. "Shalat Tarawih cukup di rumah," kata Kiai Said saat di PBNU beberapa hari lalu.

Wakil Ketua Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, Hamim Ilyas juga mengimbau hal serupa, agar warga Muhammadiyah memperhatikan protokol kesehatannya untuk mencegah penularan Covid-19. "Untuk sementara melakukan shalat Tarawih di rumah," ujarnya di Yogyakarta Kamis (24/4).

Perbanyak syukur dan amal shalih
Terlepas dari wabah yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia, umat Islam diminta tidak lupa menyukuri perjumpaan dengan bulan suci Ramadhan. Bulan Ramadhan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baik mungkin untuk memperbaiki amal ibadah kepada Allah SWT dengan zikir dan amal shalih.  

Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini juga menjelaskan, di antara amal shalih yang bisa dilakukan saat ini adalah memberikan bantuan pada kelompok masyarakat yang paling terdampak Covid-19. Amal shalih lain termasuk menjaga agar bantuan yang disalurkan tersebut tidak disalahgunakan untuk keperluan lain. 

"Jadi misalnya dalam wabah COVID-19 ini pemberian bantuan kepada masyarakat, orang yang bertakwa itu dalam berpuasa jangan sampai terlintas untuk melakukan korupsi pada bantuan tersebut. Apabila sampai terlintas di pikiran maka harus segera dihentikan," terang Hamim.
 
Aktivitas berpuasa sendiri dalam Bahasa Arab berasal dari kata 'shama' yang berarti mencegah. Puasa kerap diartikan mencegah manusia dari perbuatan buruk temasuk mengendalikan diri dari perbuatan dan ucapan buruk kepada orang lain. 
 
Ia menjelaskan, salah satu cara terbaik dalam memperlakukan orang lain adalah dengan menganggap orang lain sebagai diri sendiri. "Perlakukanlah orang lain sebagamaina kamu ingin diperlakukan oleh orang lain," ungkapnya.
 
Dengan berpikir demikian, maka ia yakin semua orang akan memperlakukan orang lain dengan baik.
 
Pewarta: Ahmad Rozali
Editor: Kendi Setiawan