NU Genap Berusia 101 tahun, Gus Yahya Ajak Nahdliyin Berpikir Futuristik
Rabu, 31 Januari 2024 | 16:30 WIB
Jakarta, NU Online
Tepat pada 16 Rajab 1445 atau bertepatan dengan 28 Januari 2024 organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, genap memasuki usia yang ke-101.
Dalam rangka perayaan hari lahir (Harlah) ke-101 NU, Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, mengajak seluruh warga NU untuk memusatkan perhatian dan berpikir futuristik dalam menyongsong masa depan.
“Mari berpikir tentang masa depan. Berpikir tentang masa depan,” kata dia dalam tayangan “Eksklusif Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf Ungkap Fakta Seputar NU di Indonesia” di kanal YouTube NU Online, dilansir Rabu (31/1/2024).
Memasuki usia 101, Gus Yahya menekankan pentingnya membangun pola pikir bahwa NU adalah kekuatan yang mampu berkontribusi pada pembangunan masa depan.
"Kita sudah cukup berhasil membangun imajinasi bahwa NU ini berdaya. Maka sekarang kita harus jadi digdaya. Itu imajinasi tentang masa depan. Ini juga harus dibangun sedemikian rupa," ujar Gus Yahya.
Menurutnya, masa depan adalah sesuatu yang kian mendesak, lantaran pesatnya perkembangan zaman. Maka itu, ia menilai kesadaran tentang masa depan ini perlu dibangkitkan.
“Sehingga masa depan bisa datang begitu cepat menerpa kita, dan ini menyangkut hal yang sangat kompleks,” kata dia
Ia mengatakan perhelatan Harlah ke-101 NU diawali dengan Istighatsah di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, Yogyakarta, pada 28 Januari 2023. Kemudian, puncaknya diselenggarakan di Universitas NU Yogyakarta pada 31 Januari 2024. Tempat tersebut, kata dia, memiliki makna strategis lantaran NU Jogja sedang merancang school of future studies, sebuah sekolah untuk studi-studi masa depan.
Ia menjelaskan bahwa rangkaian harlah juga diisi dengan dalam gelaran Konferensi Besar. (Konbes) yang mengusung tema "Memacu Kinerja untuk Mengawal Kemenangan Indonesia."
Gus Yahya menekankan bahwa Indonesia sedang menghadapi momen krusial baik secara domestik maupun internasional, dan NU harus turut serta dalam memacu kinerja untuk mengawal kemenangan Indonesia.
“Waktu kita tidak terlalu banyak. Kita harus lakukan upaya yang sungguh-sungguh, supaya jangan sampai Indonesia ini dikalahkan oleh tantangan tantangan yang dihadapi. Indonesia harus menang,” jabar dia.
"Kita ingin memacu kinerja NU ini supaya bisa mengawal kemenangan Indonesia, menyumbangkan sesuatu yang bermakna secara sungguh-sungguh untuk menangnya Indonesia di dalam pertarungan yang krusial," tutupnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua