Pakar Tafsir Prof Quraish Jelaskan Ayat-ayat Perang dalam Al-Qur’an
NU Online · Rabu, 16 September 2020 | 05:45 WIB
Prof Quraish mengatakan, sebagian orang memahami secara keliru bahwa ayat-ayat perang telah membatalkan ayat perdamaian. Muhammad Quraish Shihab. (Foto: Dok. Narasi TV)
Muhammad Faizin
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ahli Tafsir Al-Qur’an Prof Quraish Shihab menjelaskan bahwa ayat-ayat perang yang ada dalam kitab suci Al-Qur’an pada hakikatnya memiliki muatan dan tujuan untuk kedamaian. Dengan demikian, tidak tepat memperhadapkan antara ayat-ayat damai dan ayat-ayat perang.
Menurutnya, sebagian orang memahami secara keliru bahwa ayat-ayat perang telah membatalkan ayat-ayat tentang kedamaian.
“Jangan pernah menduga jika ada ayat yang memiliki redaksi ‘qital’ (perang/membunuh) otomatis berbicara tentang perang,” tegasnya saat berbicara pada Kajian Tafsir Al-Qur’an tentang Komparasi Ayat-ayat Perang dan Ayat-ayat Damai, Selasa (15/9).
Ia memberi contoh satu ayat Al-Qur’an yakni Surat Al-Baqarah ayat 216 yang artinya, “Diwajibkan atas kamu berperang. Padahal perang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu. Padahal ia amat baik bagimu. Boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui. Sedangkan kamu tidak mengetahui.”
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan perang kepada umat Islam. Namun, sebenarnya umat Islam merasa berat dan tidak senang terhadap peperangan. Jiwa umat Nabi Muhammad sudah terdidik untuk cinta pada perdamaian sehingga ketika turun ayat ini Allah menambahkan dengan kalimat “wa huwa kurhul lakum” (padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci).
“Jadi ayat ini bicara tentang perang. Tetapi, sebenarnya kandungannya mengisyaratkan bahwa jiwa umat Islam dididik oleh nabi untuk selalu enggan berperang,” tegasnya.
Prof Quraish juga mengingatkan bahwa jangan pernah berpikir bahwa seorang muslim diwajibkan untuk mengislamkan seluruh dunia. “Perang untuk mengislamkan orang itu tidak pernah ada. Perang itu untuk membela agama, membela kepercayaan demi meraih kedamaian,” tegasnya.
Jadi sekali lagi ia menegaskan bahwa ayat-ayat perang itu pada dasarnya bertujuan untuk kedamaian. Karena itu, jika terjadi peperangan antara kaum muslimin dengan orang lain kemudian minta perdamaian, maka umat Islam harus menyambut ajakan perdamaian itu.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
KH Said Aqil Siroj Usul PBNU Kembalikan Konsesi Tambang kepada Pemerintah
2
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
3
Silaturahim PBNU Sesi Pertama di Tebuireng Selesai, Prof Nuh: Cari Solusi Terbaik untuk NU
4
Kiai Sepuh Respons Persoalan PBNU: Soroti Pelanggaran Pemakzulan dan Dugaan Kekeliruan Keputusan Ketum
5
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
6
Gus Yahya Bakal Hadiri Undangan Silaturahim di Pesantren Tebuireng
Terkini
Lihat Semua