Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berkeinginan Indonesia menjadi poros maritime dunia. Karena itu, organisasi yang didirikan di Surabaya 1960 itu turut berkomitmen memperkuat sektor maritim dari beberapa aspek, di antaranya potensi biota, pesisir ataupu pariwisata serta potensi-potensi lainnya.
Komitmen tersebut dipastikan pada agenda Tadarus Maritim bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia di kantor PB PMII Jalan Salaemba Tengah, Jakarta Pusat, Sabtu (2/6).
Ketua PB PMII Bidang Kemaritiman Ayi Sopwanul Umam mengatakan hasil dari tindak lanjut dari Tadarus Maritim akan melangsungkan Pelatihan Kader Maritim sebagai komitmen PB PMII mewujudkan Indonesia sebagai poros maritime dunia.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, kata dia, Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km² yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,1 juta km² dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif 2,7 juta km², mempunyai 17.480 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km.
“Dengan potensi yang sedemikian besar, secara otomatis terkandung keanekaragaman sumber daya alam laut baik hayati maupun non hayati menjadikan sektor kelautan sebagai penunjang perekonomian penting bagi Indonesia, maka kita pastikan kader-kader PMII yang tersebar di daerah di bisa mengelola itu,” ungkap Ayi Sopwanul Umam kepada NU Online saat di wawancarai seusai kegiatan Tadarus Maritim PMII.
Pria kelahiran Cianjur, Jawa Barat itu, ingin memastikan bahwa PMII Memiliki kader yang tersebar di 245 cabang kabupaten kota. Selain potensi alam yang menjadi zona ekonomi PB PMII memiliki aset sumber daya manusia yang siap membangun ekonomi Indonesia.
“Kami siap mengawal Kementerian Kelautan dan Perikanan hingga target menjadi poros maritime dunia tercapai,” ucapnya.
Sementara itu, Direktorat Jendral Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan siap bersinergi dengan PB PMII mengelola potensi maritim. Ia mendorong PB PMII agar menjadi garda terdepan dalam mengelola sumber daya alam hayati ataupun nonhayati.
“Selain potensi dasar laut, saya mendorong PMII mengelola sektor pariwisata karena di wilayah pesisir masih minim pengusaha yang konsen mengelola itu kita masih terstigma dengan Indonesia sebagai Negara agraris sehingga lupa dengan kekayaan maritim,” pungkasnya. (Wan/Abdullah Alawi)