Nasional

PB PMII: SARA dan Penistaan Agama Musuh Utama Kemanusiaan

Kamis, 26 Agustus 2021 | 09:30 WIB

PB PMII: SARA dan Penistaan Agama Musuh Utama Kemanusiaan

Ilustrasi penistaan agama

Jakarta, NU Online

Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) mengecam tindakan Muhammad Kece yang berpotensi memecahbelah kerukunan dan keharmonisan. PB PMII menyatakan, tindakan Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) dan penistaan Agama adalah musuh utama kemanusiaan.


"Sebab tindakan Muhammad Kece tersebut berpotensi memecah belah kerukunan dan keharmonisan. Apalagi di tengah derasnya arus digitalisasi dan informasi, tindakan Muhammad Kece tersebut dapat memunculkan potensi 'logical fallacy' dan kesalahan tafsir dalam masyarakat," kata Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri melalui keterangan tertulisnya, Rabu (25/8/2021).


Diketahui, Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri berhasil menangkap Youtuber Muhammad Kece alias Muhammad Koman. Muhammad Kece melakukan ceramah dengan nada merendahkan dan melecehkan Nabi Muhammad serta Agama Islam.


PB PMII, katanya, mengapresiasi penuh kinerja polri yang sigap meringkus dan menindak tegas pelaku penista Agama dan tindakan SARA. Abe, sapaan akrabnya, menegaskan tindakan yang berpotensi memecah belah kerukunan dan keharmonisan umat beragama harus ditindak tegas. 


"Mari, kita jaga ruang publik dengan narasi-narasi harmonis dan konstruktif, bukan dengan narasi kebencian dan kebohongan yang tak dapat dipertanggungjawabkan," ucapnya.


Menurutnya, ancaman-ancaman narasi penistaan, ujaran kebencian hingga tindakan SARA semakin marak terjadi di tengah derasnya arus informasi dan digitalisasi di Indonesia. Oleh karena itu, Abe menyebut, membutuhkan peran Polri yang kuat untuk sigap memberantas pelaku kejahatan siber dalam bentuk apapun.


"Peran Polri yang kuat adalah kunci untuk melindungi Hak Asasi Manusia (HAM) dan keharmonisan serta kerukunan antar umat beragama," ujar pria yang menamatkan studi masternya di Jerman itu.


Saat ini, Abe mengatakan, media informasi telah menjadi milik semua individu sehingga semua orang dengan mudah dapat melakukan ujaran kebencian. Akses internet yang semakin pesat serta penggunaan gawai yang semakin mudah, seharusnya diimbangi dengan literasi digital masif pula. 


"Untuk itu, dalam upaya merawat Indonesia maka tidak hanya NKRI menjadi harga mati, namun literasi digital pun juga demikian. PB PMII siap menjadi garda terdepan untuk meningkatkan dan memperkuat literasi digital guna menjaga ruang publik yang harmonis dan konstruktif," jelasnya.

 

Editor: Syakir NF