Aru Lego Triono
Penulis
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berencana akan segera menggelar pengaderan tingkat menengah yakni Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU), pada pertengahan Muharram 1444 Hijriah.
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PBNU KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) menyampaikan, Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) telah dilaksanakan di lebih dari 70 titik se-Indonesia. Selanjutnya, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) memberikan arahan agar PMKNU segera diselenggarakan.
“Dalam waktu sebulan setengah sudah ada sekitar 73 titik pengaderan yang melibatkan 7500-8000 kader. Kemudian Gus Yahya ingin pendidikan menengah (PMKNU), terutama untuk pengurus cabang, segera dimulai. Gus Yahya memerintahkan agar seluruh pengurus cabang se-Indonesia segera mengikuti pendidikan di tingkat menengah,” ungkap Gus Ulil kepada NU Online, Jumat (29/7/2022) siang.
Gus Ulil kemudian menjelaskan tentang sistem pengaderan bagi para pengurus cabang perkumpulan NU yang hendak mengikuti PMKNU. Bagi mereka yang belum pernah mengikuti pendidikan kader tingkat dasar tetapi sudah terlanjur menjadi pengurus perkumpulan NU di tingkat cabang, maka akan dianggap telah mengikuti PD-PKPNU.
“Nanti untuk berikutnya, semua harus dimulai dari pendidikan dasar, baru menengah. Tapi yang sudah ada di kepengurusan ini, kalau mereka belum mengikuti pendidikan dasar maka sudah dianggap selesai, langsung mengikuti pendidikan tingkat menengah. Itu arahan dari ketua umum (Gus Yahya),” tutur Gus Ulil.
Ia memastikan pada pertengahan Muharram 1444 atau Agustus 2022 ini, agenda PMKNU akan mulai digelar secara masif ke seluruh penjuru tanah air. PMKNU ini bakal dilaksanakan selama lima hari, berbeda dengan PD-PKPNU yang hanya berlangsung tiga hari.
Agenda pengaderan tingkat menengah ini akan dimulai dengan penguatan wawasan dan ideologi. Kemudian akan diikuti dengan penguatan pada aspek keterampilan dalam membangun jaringan dan melakukan lobi.
“Pendidikan tingkat menengah (PMKNU) ini orientasinya tidak sekadar indoktrinasi tetapi juga membuka diskusi,” tegas Gus Ulil.
Sebagai persiapan, PBNU telah menggelar focus group discussion (FGD) bersama para instruktur kaderisasi menengah untuk melakukan penyusunan materi dan bahan ajar PMKNU, di Hotel Sultan Jakarta, selama dua hari, pada Kamis-Jumat (28-29/7/2022). Gus Ulil menyebutkan terdapat tujuh materi yang dibahas dalam pertemuan itu.
Di antaranya adalah materi wawasan keaswajaan yang disampaikan oleh Katib Syuriyah PBNU KH Asrorun Niam Sholeh. Kemudian materi tentang metodologi dan metode pelatihan yang disampaikan Ketua PBNU Alissa Wahid.
Lalu Rais Syuriyah PBNU Prof M Nuh menyampaikan materi yang cukup penting yakni mengenai pendidikan dan tantangan-tantangan karena perubahan teknologi. Sementara itu, ada Wakil Sekretaris Jenderal PBNU H Sulaiman Tanjung yang menyampaikan materi tentang media sosial, teknologi, dan transformasi komunikasi dakwah.
Selanjutnya ada materi tentang cara membangun jejaring dengan kelompok-kelompok di luar NU dan melakukan lobi yang disampaikan oleh Ketua PB IKA-PMII Akhmad Muqowam. Lalu, ada pula materi tentang cara membangun jejaring pesantren oleh Kepala Subdirektorat Pendidikan Pesantren Kementerian Agama RI sekaligus Anggota Lembaga Pendidikan (LP) Maarif NU, Basnang Said.
“Intinya, dua hari ini kita mengonsolidasikan materi. Karena Gus Yahya ingin agar pendidikan atau pengaderan di tingkat menengah segera dimulai,” pungkas Gus Ulil.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua