PBNU dan BAZNAS RI Resmi Luncurkan Program Beasiswa NU Scholarship Tahun 2025
NU Online · Senin, 17 November 2025 | 13:01 WIB
Pengurus PBNU dan BAZNAS Ri pada peluncuran NU Scholarship 2025 di Gedung PBNU Jakarta Pusat, Senin (17/11/2024) (Foto: NU Online/Suwitno)
Afrilia Tristara
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) meluncurkan program beasiswa NU Scholarship tahun 2025 di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (17/11/2025). Kerja sama dalam pemberian beasiswa pendidikan ini telah berlangsung sejak tahun 2023 dengan total penerima manfaat lebih dari seribu orang.
Deputi Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS, M. Imdadun Rahmat menjelaskan bahwa saat ini, kerja sama dalam program NU Scholarship menjadi program prioritas di BAZNAS dalam bidang pendidikan, terutama bagi mereka yang prestasi.
Selain kepada fakir miskin dan dhuafa, kerja sama ini juga ditargetkan memberi porsi yang cukup bagi para penerima manfaat yang tergolong ke dalam high social impact yakni mereka punya potensi besar yang jika diberi dukungan dan akan memberi manfaat besar bagi umat di sekitarnya.
“Kami juga memberikan porsi yang cukup bagi yang kami sebut sebagai high social impact,” ujar Imdadun.
Ia menyebut para high social impact yang dimaksud bisa menjadi penerima manfaat dari program NU Scholarship seperti para aktivis dan kader potensial yang di masa depan bisa memberi manfaat bagi masyarakat.
Ia juga berharap, dana zakat menjadi washilah instrumen bangsa ini mencapai masa keemasan di tahun 2045.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam kesempatan itu menekankan pentingnya visi strategis dalam program beasiswa.
"Semestinya di dalam program-program beasiswa yang kita tawarkan kepada santri dan pelajar kita, seharusnya kita punya wawasan strategis bagaimana ini arahnya akan diorientasikan," ujar Gus Yahya.
Ia mengutip kisah Gus Dur saat bertolak ke Mesir lalu kemudian berkuliah di Baghdad karena punya ketertarikan tersendiri mempelajari ilmu filsafat di sana.
Gus Yahya menyatakan bahwa perlu adanya dasar fundamental yang menjadi acuan sistem beasiswa agar para penerima manfaat dapat mengaplikasikan pengetahuannya di masa depan sesuai dengan bidang dan kepakaran yang telah difasilitasi, khususnya kepada Nahdlatul Ulama.
"Kita perlu membangun suatu paradigma yang komprehensif dengan cara berpikir yang lebih radikal terkait ke mana orientasi beasiswa yang kita jalankan ini," ujar Gus Yahya.
Ia menambahkan, "ini bukan hanya soal angka. Itu anak-anak mau dibawa ke mana dan mau dijadikan apa? Jika fasilitas itu diadvokasi oleh NU, semestinya mereka diminta untuk punya concern ke NU."
Sementara itu, Direktur NU Scholarship M Syauqillah menjelaskan bahwa format beasiswa tahun ini mengalami perluasan jenis manfaat dengan tidak terbatas hanya pada ranah akademik tetapi juga mencakup pengembangan keahlian (skill).
Sebagai bentuk komitmen, dilakukan penandatanganan pakta integritas dengan sejumlah lembaga dan badan otonom (banom) antara lain Sarbumusi, LPTNU, Lakpesdam PBNU, dan RMI PBNU.
Acara kemudian dilanjutkan dengan peluncuran buku Best Practise NUS yang merupakan kumpulan kisah penerima program beasiswa kerja sama BAZNAS RI dan NU pada tahun 2024.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
6
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
Terkini
Lihat Semua