Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menggelar Training of Trainer (ToT) Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) ke-10 bagi Pengurus Wilayah NU Bengkulu di Hotel Balairung Jakarta pada Selasa (18/2). ToT ditujukan untuk mencetak para instruktur atau narasumber pada kegiatan MKNU di berbagai pengurus cabang dan dadan otonom (Banom) di Bengkulu.
“Jika peserta dinyatakan lulus, maka mereka akan menjadi narasumber dan instruktur," jelas Wakil Sekretaris PWNU Bengkulu Wira Hadikusuma kepada NU Online di Jakarta.
Para calon instruktur dan narasumber ini mendapatkan berbagai materi penguatan dari materi-materi yang telah diberikan di kegiatan MKNU Bengkulu pada bulan Januari lalu tepatnya 18-20 Januari 2020. Di antaranya meliputi materi pengembangan isu kontemporer, ideologis dan keorganisasian, hingga materi teknis penyelenggaran MKNU.
Materi isu kontemporer meliputi Penguatan Strategi Dakwah NU melalui Teknologi Media dan Filantropi NU dan Pemberdayaan Ekonomi. Sedangkan materi ideologis dan keorganisasian, meliputi: Arah cita-cita dan strategi perjuangan NU 2015-2026, Review Perjalanan Satu Abad NU, Relasi dan Respon NU terhadap ideologi dan negara, serta materi NU mengekspor Islam Nusantara sebagai Rencana Tindak Lanjut Tata Kelola Pembaiatan.
Sedangkan, materi berkaitan dengan teknis penyelenggaraan MKNU meliputi: Tata Kelola Pelaksanaan Umum dan Tata Kelola Administrasi dan Fasilitator/Pendamping.
“Sebanyak 19 peserta mengikuti ToT dan setiap peserta memiliki tupoksi pendalaman materi masing-masing. Disesuaikan dengan kapasitas dan kapabilitas sesuai dengan porsi dan peran di kepengurusan," tambahnya.
Para peserta mendapatkan penguatan dan materi dari para narasumber kompeten antara lain Dr Endin AJ. Soefihara, KH Muh Mujib, Robikin Emhas, KH Aizuddin Abdurrahman, Suwadi D. Pranoto, Sultonul Huda, dan Syaiful Bahri Muhammad.
Nampak ikut menjadi peserta beberapa profesor dan doktor yang menjadi pengurus mustasyar, syuriyah, tanfidziyah, dan badan otonom serta lembaga di Bengkulu. Di antaranya: Prof Sirajuddin, Prof Rohimin, KH Zulkarnain Dali, Dr Samsudin, Dr Moch Dahlan, Dr Suwarjin, Drs Rizkan A Rahman, Dr Ahmadi Hamzah, Suami Fales, dan Dr Zubaidi.
Tokoh muda NU Bengkulu pun tak mau ketinggalan ikut serta seperti Sri Ihsan, Wery Gusmansyah, Wira Hadikusuma, Evan Stiawan, Faisal Muttaqin, M Arif Rahman Hakim, dan Mahir Saleh, dan juga tim teknis seperti: Riza dan Junaidi.
Usai ToT ini, NU Bengkulu nantinya memiliki wewenang untuk menyelenggarakan MKNU secara mandiri di Bengkulu melalui koordinasi dengan PBNU. Hal ini merupakan peluang dan kesempatan bagi setiap PC dan Banom NU Bengkulu untuk mulai merencanakan kegiatan pengkaderan
“Satu atau dua narasumber nantinya dari PBNU, tetap secara teknis dan operasional mengacu sepenuhnya berdasarkan tim Bengkulu. Tapi, sertifikat tetap PBNU yang mengeluarkan. Bahkan, kegiatan MKNU di Bengkulu juga harus berdasarkan izin dari PBNU,” Pungkas Wira Hadikusuma.
Kontributor: Musyaffa’
Editor: Muhammad Faizin