Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan pimpinan Partai Amanah Negara (AMANAH) Malaysia. Kunjungan itu diterima langsung oleh Ketua PBNU KH Masyhuri Malik, didampingi oleh dua Wakil Sekretaris Jenderal PBNU H M Silahuddin dan Hj Safira Machrusah.
Dalam kunjungan tersebut, delegasi Partai Amanah Malaysia yang dipimpin oleh Dato Wira Haji Mahfuz Bin Haji Omar mengaku kunjungan perdananya ke PBNU tersebut guna silaturahmi dan berdiskusi. Keduanya saling bertukar pandangan tentang berbagai isu yang terjadi, khususnya di lingkup Indonesia dan Malaysia.
“Alhamdulillah saya cakap terima kasih kepada Pak Masyhuri dan juga rekan-rekan NU yang sudi menerima kunjungan kami mewakili Partai Amanah negara daripada Malaysia. Dan kehadiran ini adalah untuk merekatkan lagi silaturahmi antara kedua badan ini, partai politik di Malaysia dan NU, yang punya pengalaman sangat banyak,” tutur Dato Wira.
Ia melihat, Nahdlatul Ulama yang sempat terjun dalam politik dan kini memilih untuk kembali sebagai ormas di Indonesia telah melahirkan pemikir-pemikir yang juga beberapa di antaranya menduduki posisi penting di pemerintahan nasional.
“Ini yang sangat mengagumkan. So, kami mencoba untuk mendapatkan sedikit pengalaman walaupun bicara pendek pada hari ini, tapi sangat bermakna,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kedua pihak juga membincang terkait peranan dalam membina negara dan umat di tengah-tengah tantangan yang begitu besar. “Kita berhadapan dengan Islamofobia, kelompok garis keras, ekstremis, radikal. Jadi, bagaimana kita harus melenturkan persepsi-persepsi tidak baik daripada dunia antara bangsa ini terhadap Islam,” jelasnya.
Pihaknya meyakini bahwa NU memiliki segudang pengalaman dalam menghadapi ancaman pemikiran-pemikiran garis keras tersebut. “Ini untuk kita pacu kembali nusantara ini, khususnya dua negara Malaysia dan Indonesia mampu menjadi pengrajut utama kepada nusantara ini, insyaallah,” terang dia.
Dalam pertemuan tersebut, KH Masyhuri mengungkapkan bahwa kunjungan delegasi partai asal Malaysia itu menunjukkan peran universal NU yang bukan lagi partai politik, tetapi NU tetap menjadi rujukan untuk menghadirkan solusi dan inspirasi yang dibutuhkan masyarakat.
“Ini salah satu bukti juga bahwa Nahdlatul Ulama yang bukan partai politik tetapi banyak juga yang datang ke kita. Kenapa? karena mereka juga sadar bahwa Nahdlatul Ulama setidaknya mampu memberikan inspirasi terutama tentang agama,” tutur dia.
Ia menambahkan, NU meyakini bahwa solusi atas terciptanya kesejahteraan, persatuan, dan kesatuan adalah agama.
“Agama, bagi kita NU, harus menjadi solusi untuk terciptanya kesejahteraan, persatuan dan kesatuan. Apapun partainya itu yang harus dijaga adalah kesatuan dan persatuan perdamaian tidak boleh ada gerakan yang mencabik-cabik negara,” tutup dia.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua