PBNU Umrahkan Mbah Sukijan, Marbot Terlama Versi LTM
NU Online · Kamis, 18 September 2025 | 12:30 WIB
Mbah Sukijan (kedua kanan) dan para pengantar dari Pati saat berpose di depan gedung PBNU. (Foto: istimewa)
Ali Musthofa Asrori
Kontributor
Jakarta, NU Online
PBNU melalui Lembaga Takmir Masjid (LTM) akhirnya memberangkatkan Mbah Sukijan (71), marbot Masjid Jami’ Al-Ilham Bakalan, Dukuhseti, Pati, Jawa Tengah, untuk menunaikan ibadah umrah pada Rabu (17/9/2025).
Namun, perjalanan ibadah tersebut tidak langsung bisa dilaksanakan. Pasalnya, keberangkatan umrah yang dijadwalkan usai Lebaran menjadi tertunda karena beberapa hal. Oleh karena itu, Lembaga Takmir Masjid (LTM) PBNU selaku penyelenggara meminta maaf.
Baca Juga
Hukum Umrah dalam Empat Mazhab
“Mohon maaf jika terjadi keterlambatan dan penundaan keberangkatan umroh ini sehingga merepotkan njenengan Mbah,” kata Ketua LTM PBNU Mokhamad Mahdum saat menerima silaturrahim Mbah Sukijan dan rombongan di Jakarta, Selasa (16/9/2025) sore.
Mahdum mengatakan bahwa keberangkatan tersebut menjadi realisasi hadiah umrah gratis yang diumumkan pada Ramadhan lalu setelah Mbah Sukijan dinobatkan sebagai marbot terlama se-Indonesia.
“Penobatan Mbah Sukijan sebagai marbot terlama diumumkan dalam acara Khataman Al-Qur’an NU Global pemecah rekor MURI yang digelar di Masjid Gus Dur Ciganjur, Jakarta Selatan, 17 Ramadhan 1446 H,” tuturnya.
Saat itu, lanjut Mahdum, PBNU melalui LTM memberikan apresiasi berupa paket umrah gratis, tetapi keberangkatannya baru dapat terealisasi beberapa bulan kemudian.
Pria jebolan The Australian National University (ANU) Canberra ini menjelaskan bahwa keberangkatan Mbah Sukijan merupakan bagian dari program “Terima Kasih Marbot”, yakni inisiatif PBNU untuk memberikan penghargaan kepada para penjaga masjid di seluruh Indonesia.
“Para marbot adalah garda terdepan dalam memakmurkan masjid. Mereka bekerja dalam sunyi, seringkali tanpa sorotan, padahal jasa mereka besar. Program ini adalah bentuk syukur dan penghargaan kami,” ujarnya.
Baca Juga
Hukum Masuk Masjid bagi Non-Muslim
Simbol dedikasi
Sekretaris LTM PBNU H Ahmad Zayadi sebelumnya mengatakan bahwa Mbah Sukijan adalah simbol dedikasi. Sosoknya yang sederhana dan tanpa pamrih akan menjadi teladan bagi marbot yang lain.
“Melalui beliau, kita ingin menyampaikan pesan bahwa siapapun yang ikhlas mengabdi untuk masjid, pengorbanannya akan mendapat tempat mulia, baik di hadapan manusia maupun Allah,” ungkapnya dalam pelepasan sederhana di gedung Kemenag Jl HM Thamrin, Selasa (16/9/2025) pagi.
‘Terima Kasih Marbot’ sebagai program baru, lanjut Zayadi, tentu di kesempatan pertama ini jumlahnya tidak banyak. Meski demikian, jika sudah ada yang melahirkan, pasti akan ada yang memeliharanya.
“Saya sering kali menyampaikan ke kawan-kawan, bahwa apa yang sudah kita inisiasi itu menjadi amanat dan tanggung jawab agar ini tetap kita laksanakan di tahun-tahun yang akan datang. Oleh karena itu, program ‘Terima Kasih Marbot’ akan terus dilanjutkan dan diperluas,” tegasnya.
Secara khusus, pria asal Brebes Jawa Tengah ini berpesan kepada pendamping Mbah Sukijan, yaitu Didi Karsidi, agar selalu menjaga dan menemani ke mana pun Mbah Sukijan pergi.
“Saya minta yang mengawal Bapak Sukijan mulai berangkat hingga sampai di Makkah, di Madinah, nanti berikan yang terbaik. Jadi, kalau Mas Didi bisa umroh, ini pahalanya dobel. Umrohnya dapat, kemudian pahala khidmahnya melayani Bapak Sukijan juga dapat. Insyaallah membawa keberkahan,” pesannya.
Ketua Yayasan Masjid Al-Ilham Pati KH Umar Farouq dan Ketua Ta’mir Masjid Al-Ilham Ustadz Nur Salim yang mengawal Mbah Sukijan dari Pati hingga Jakarta dalam kesempatan tersebut mengaku sangat bersyukur.
“Alhamdulillah, Mbah Sukijan benar-benar bisa berangkat umroh besok. Kami mewakili masyarakat Bakalan Pati mengucapkan terima kasih banyak,” kata Kiai Umar.
Usai acara, Wakil Sekretaris LTM PBNU H Rijal Ahmad Rangkuti yang juga Kasubdit Lembaga Tilawah dan Musabaqah Al-Qur'an dan Hadits Direktorat Penais ini didaulat untuk memimpin doa.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua