PCINU Jerman Adakan Istighotsah Daring, Doakan Kebaikan Indonesia
NU Online · Sabtu, 13 September 2025 | 10:01 WIB
Jakarta, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman menggelar istighotsah dan doa bersama secara daring pada Kamis (11/9/2025). Acara ini menjadi respons spiritual sekaligus bentuk solidaritas atas gejolak sosial-politik yang terjadi di Indonesia, yang ditandai dengan unjuk rasa besar di berbagai daerah pada akhir Agustus 2025.
Gelombang unjuk rasa tersebut, yang dipicu krisis kepercayaan publik terhadap elit politik, telah meninggalkan duka mendalam dengan jatuhnya 10 korban jiwa serta rusaknya sejumlah fasilitas umum. Dari kejauhan, komunitas diaspora Muslim Indonesia di Jerman merasakan keprihatinan yang sama.
Istighotsah yang berlangsung khidmat dipimpin oleh Wakil Rais Syuriyah PCINU Jerman, Husein Al Kaff. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa doa yang dilantunkan dari perantauan merupakan bukti cinta kepada tanah air dan harapan tulus untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
“Ini bukan sekadar ritual, ini adalah jeritan hati kami,” ujarnya dalam rilis yang diterima NU Online, Sabtu (13/9/2025).
"Dari kejauhan, kami memohon kepada Allah agar bangsa ini dianugerahi pemimpin-pemimpin yang amanah, yang hatinya ikhlas bersama rakyat, sehingga Indonesia dapat menjadi negeri yang aman sentosa, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," imbuhnya.
Tausiyah kebangsaan disampaikan oleh Ketua Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) PCINU Jerman, Muhammad Nida’ Fadlan. Ia mengkontekstualisasikan istighotsah sebagai kearifan khas Nahdlatul Ulama dalam menyalurkan aspirasi dan keresahan umat secara konstruktif. Mengutip mahakarya Syekh Zainuddin al-Malibari, Hidayat al-Adzkiya, ia menyoroti resep klasik untuk mengatasi krisis.
“Kunci perbaikan ada pada introspeksi para pemimpin. Mereka harus menjaga sikap dan berjiwa besar untuk mengakui bahwa kondisi sedang tidak baik-baik saja. Ini penting, jangan denial, supaya kita bisa memperbaikinya bersama-sama,” tegas alumni Pesantren Buntet Cirebon ini. “Sinergi dengan cendekiawan dan ulama, ikuti petunjuknya. Jangan berjalan sendiri-sendiri," kata dia.
Puncak acara ditandai dengan pernyataan sikap dari Ketua Tanfidziyah PCINU Jerman, Miftah El Azmi. Ia menegaskan penolakan terhadap tindakan para pemimpin yang kerap mempertontonkan ketimpangan dan ketidakadilan di hadapan publik.
Menurutnya, istighotsah ini menjadi sarana bagi masyarakat Indonesia di Jerman untuk mendukung perjuangan melawan ketidakadilan, sekaligus menegaskan posisi PCINU Jerman.
"Sikap kami jelas. Ketika kita melihat ketidakadilan, kita harus tahu di mana kita harus berdiri. Dan, Nahdlatul Ulama, di manapun berada, tidak akan pernah memberi insentif sedikitpun pada ketidakadilan,” tegas Miftah.
Selain menyoroti kondisi tanah air, Miftah juga mengajak diaspora Muslim Indonesia untuk terus memberikan perhatian kepada masyarakat Palestina.
"Perjuangan rakyat Palestina adalah contoh nyata bagaimana ketidakadilan dan keterbatasan dapat menimbulkan daya juang yang luar biasa," tegasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua