Pemerintah Perlu Perkuat Paham Islam Washatiyah untuk Tekan Aksi Teror
Rabu, 23 Desember 2020 | 10:45 WIB
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Aksi terorisme di Indonesia setiap tahun terus saja muncul, sudah banyak korban berjatuhan akibat aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama ini. Salah satu pengaruh hadirnya gerakan-gerakan radikal di Indonesia yakni pemahaman dia terhadap ajaran agama.
Islam sendiri selalu saja menjadi agama yang kerap dipojokkan oleh kalangan tertentu disebabkan para pelaku teroris yang mengaku sebagai pemeluknya. Padahal, aksi kekerasan yang meluluhlantahkan negeri ini tidaklah sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri.
Untuk menekan aksi terorisme yang rutin terjadi di Indonesia, Akademisi Universitas Indonesia (UI) Syaroni Rofi’i meminta kepada pemerintah untuk memperkuat ajaran Islam washatiyah atau moderasi beragama. Menurutnya, Islam moderat menjadi solusi di tengah angka radikalisme yang setiap tahun terjadi.
Dia yakin ketika ajaran Islam moderat dijadikan arus utama oleh pemerintah amaka pemahaman masyarakat bisa selaras dengan nilai-nilai ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.
"Jadi Islam moderat sangat penting, Ormas seperti NU dan Muhammadiyah menjadi vital. Islam moderat itu jadi mainstream," kata Syaroni Rofei yang juga pengajar di Sekolah Kajian Stratejik dan Global (UI) ini, Rabu (23/12).
Kelompok ekstrem di Indonesia menurutnya dapat ditekan jika masyarakat terus didorong memahami setiap ajaran Islam Ahlusunah wal Jamaah tersebut. Selanjutnya, dia meminta aparat untuk menutup ruang gerak teroris. Sekecil apa pun, ujarnya harus diredupkan.
"Semua kegiatan terindikasi dengan kegiatan teroris harus dipantau terus, 24 jam harus diawasi," tuturnya.
Sementara itu, Deputi Kerja Sama Internasional BNPT Andhika Chrisnayudhanto mengatakan, Indonesia tidak termasuk dalam kategori negara dengan tingkat terorisme yang tinggi. Berdasarkan data Global Terrorism Index tahun 2019, Indonesia hanya berada di urutan ke-35 dari 138 negara yang terdampak terorisme. Posisi pertama ditempati oleh Afganistan.
"Indonesia itu masuk ranking 42 sekarang mungkin ranking 35. Tapi, kita dimasukkan dalam negara yang diklasifikasikan medium impact," kata Andhika baru-baru ini.
Meski begitu, pemerintah terus mengantisipasi agar aksi terorisme di Indonesia tidak terjadi. Pemerintah, katanya, bekerja dengan masyarakat untuk mengasi setiap gerakan-gerakan kelompok radikal di Indonesia.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua