Jakarta, NU Online
Sejak masa tanggap darurat pascagempa bumi Lombok, Nusa Tenggara Barat, Tim NU Peduli telah melakukan penanganan secara intensif untuk membantu warga terdampak.
Muhammad Ali Yusuf dari NU Peduli menjelaskan penanganan telah menjangkau 97 titik. Adapun titik-titik penangan berada di pengungsian di Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah dan Kota Mataram.
“Pelayanan NU Peduli sesuai dengan fase yang ada meliputi pemberian kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana, seperti makanan, higeny kitt, family kitt, nutrisi untuk anak dan ibu hamil, dan kebutuhan khsusus untuk perempuan,” kata Ali di Ruang LPBI PBNU, Rabu (26/9) malam.
Selain itu, Tim NU Peduli juga membantu ketersediaan dan kebutuhan air bersih, serta menyediakan dapur umum. Penyediaan air bersih dan sanitasi merupakan kebutuhan ril dan berkait dengan kebutuhan dasar dan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu penyediaan air bersih dan sanitasi akan diteruskan lagi untuk masa fase transisi darurat menyambung dengan air bersih dan sanitasi.
Penanganan di bidang keseatan dan psikososial juga menjadi dukungan NU Peduli bagi warga terdampak gempa Lombok.
(Masuk Musim Hujan, Waspadai Penyakit di Pengungsian)
(Tim Kesehatan NU Peduli Tangani 7,5 Ribu Pengungsi)
Memasuki masa pemulihan, Tim NU Peduli membantu pembangunan hunian sementara (Huntara). Huntara menjadi salah satu hal pokok ke masa pemulihan, terlebih pemerintah hanya mendukung pembangunan rumah tetap yang memerlukan persiapan waktu cukup lama.
“NU Peduli menargetkan pendirian seribu Huntara di 13 titik. Dari seribu ini terbagi dalam beberapa jenis, ada yang darurat, permanen dan semi permanen bahkan ada yang berketahanan hingga 12 tahun,” papar Ali.
Dari seribu Huntara yang ditargetkan, NU Peduli telah berhasil mendirikan 150 Huntara.
Selain Huntara, Tim NU Peduli juga mendirikan 100 unit masjid, dan 100 madrasah darurat. Penyediaan madrasah oleh NU Peduli menjadi kebutuhuan krusial, kata Ali, karena dari pemerintah dalam hal ini Kemendikbud yang disediakan adalah pendirian ulang sekolah.
“Madrasah sebagai kekhasan NU harus kita bantu," kata Ali. (Kendi Setiawan)