Syifa Arrahmah
Penulis
Jakarta, NU Online
Hampir setiap orang seringkali mengalami mimpi secara random (acak). Dari mimpi minum es dawet ayu Bojonegoro, tiba-tiba berubah ngarit rumput di padang savana. Tahukah Anda dari mana mimpi itu dihasilkan?.
Menurut dr Syifa Mustika, dokter dari Rumah Sakit Umum Saiful Anwar, Malang, biasanya mimpi dihasilkan dari perpaduan emosi dan aktivitas yang ditemui atau dilakukan pada siang hari.
Baca Juga
Lafal Dzikir Menjelang Tidur
“Saya pikir mimpi itu mengambil isyarat dari kegiatan sehari-hari dan mengombinasikannya dengan emosi yang kita alami di siang hari,” ujarnya kepada NU Online, Rabu (31/8/2022).
Secara klinis, kata dia, mimpi dihasilkan pada tahap Rapid Eye Movement (REM). Alasan mengapa seringkali mimpi di luar nalar rasional, misalnya perubahan tempat atau perilaku secara acak, karena mimpi sendiri diambil dari memori secara acak.
"Ya,memang mekanismenya adalah otak akan mengambil memori secara acak. Makanya jangan aneh kalau di mimpi kita sedang melakukan aktivitas A tiba-tiba berubah lagi,” terang dia.
Meskipun acak, tapi muatan emosi dalam mimpi itu nyata. Contohnya, jelas dr Syifa, ketika seseorang mengalami mimpi buruk, secara otomatis dia akan berkeringat atau nafasnya tersengal-sengal, alias ngos-ngosan.
“Mimpi buruk dan kecemasan umum dapat memicu serangan panik saat tidur, yang dapat menyebabkan berkeringat. Sebaliknya, ketika kita bermimpi indah kita akan senyum-senyum sendiri,” jelas Pengurus Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) itu.
Sebuah studi oleh Frontiers in Psychology mengungkapkan bahwa lebih banyak orang mengalami mimpi buruk, mimpi sedang berada dalam sebuah masalah, dan mimpi yang memicu stres selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Hal tersebut pun menjadi salah satu bukti bahwa apa yang ada dalam pikiran kita sehari-hari saat beraktivitas memang berpotensi muncul atau terbawa ke dalam mimpi.
Penelitian lain diterbitkan dalam Journal of Sleep Research menyatakan bahwa mimpi ditandai oleh peristiwa tak masuk akal yang meluas seperti pemikiran psikotik, dan sebagian besar merupakan fantasi yang muncul ketika kita dalam kondisi tidak tidur.
Melansir artikel NU Online berjudul Agar Tak Terlalu Banyak Pikiran jelang Tidur, Ini Amalan dari al-Ghazali, untuk mencegah mimpi aneh atau buruk saat tidur, Imam al-Ghazali menulis sebuah refleksi yang patut kita lakukan sebelum tidur.
Refleksi tersebut antara lain, bersuci terlebih dahulu, kemudian bertobat sembari berkomitmen kuat (azam) untuk tidak mengulanginya di esok hari, juga berazam untuk berbuat baik kepada orang-orang jika masih diizinkan hidup di esok hari.
Tidak lupa untuk berdoa dan meniatkan supaya dapat bangun di sepertiga malam untuk melaksanakan qiyamul lail (tahajud).
Demikian refleksi ala Imam al-Ghazali terkait etika sebelum tidur yang dapat kita gunakan sebagai cara agar tidur kita menjadi nyenyak/berkualitas, pikiran negatif berkurang, dan tentunya meningkatkan kedekatan spiritual kita kepada Allah swt.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua