Peran Penting Agama dalam Upaya Pengendalian Perubahan Iklim
Jumat, 4 Maret 2022 | 14:00 WIB
Nuriel Shiami Indiraphasa
Kontributor
Palembang, NU Online
Dunia kini tengah memasuki fase nyata imbas dari perubahan iklim. Dalam menghadapi krisis iklim yang terjadi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad Windan KH Mohammad Dian Nafi menerangkan bahwa mengerahkan tokoh agama dalam hal-hal krusial merupakan sebuah keniscayaan.
Hal itu disampaikannya saat mengisi kegiatan seri 1 Halaqah Lingkungan Hidup, Temu UMKM dan Petani Sawit kelas A yang membahas isu perubahan iklim dan dekarbonisasi, Jumat (4/3/2022).
“Jika ada krisis persoalan serius, tentu tokoh agama akan sangat mudah untuk ikut andil. Tantangan kita hari ini adalah pemahaman kita di isu-isu baru di bidang pelestarian lingkungan hidup, misalnya perubahan iklim dan efek rumah kaca. Itu perlu terus menerus disampaikan,” papar Kiai Dian Nafi.
Menurutnya, perlu adanya peran strategis dari para tokoh agama di dalam membangun kesadaran peduli lingkungan melalui dakwah yang disampaikan. Hal ini sebab pengaruh dakwah dinilai dapat berkembang dengan baik dari pemuka agama juga komunitasnya.
“Kesadaran mengenai ketegangan antara rumah tangga alam atau ekologi dengan rumah tangga manusia itu perlu dikenalkan. Jangan sampai kita makmur, tetapi lingkungan kita hancur,” papar cucu KH Abdul Mannan tersebut.
Ia meyakini, stabilitas mata pencaharian sangat berkaitan erat dengan pembangunan yang berkelanjutan. Jika alam terganggu, maka dampak yang langsung dirasakan masyarakat adalah goncangan mata pencaharian. Untuk itu, literasi mengenai pengendalian perubahan iklim dianggap penting untuk disampaikan dalam kegiatan dakwah.
Selain peranan dari para pemuka agama, Kiai Dian Nafi menilai bahwa perlu adanya sinergi dengan sejumlah pihak seperti akademisi, pelaku usaha, organisasi profesi dan juga pemerintah.
“Karena pemerintah memiliki sumber daya yang mencukupi untuk menyediakan aneka dukungan kepada kegiatan kita,” ujar Kiai Dian yang juga menjabat sebagai Wakil Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah itu.
Ia juga menyebut, gerakan rintisan yang dilakukan oleh masyarakat sendiri juga menjadi sangat diperlukan sebagai bentuk output riil dakwah.
“Begitu pula keteladanan dan pendampingan masyarakat. Karena pesan agama adalah sesungguhnya melestarikan lingkungan hidup tempat manusia memakmurkan bumi Allah swt,” ungkapnya.
Seri halaqah ini berlokasi di Tenda Venue Jakabaring Sport City (JSC) dengan jumlah peserta sekitar 210 orang.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua