Pergunu: Literasi di Medsos Perlu Diimbangi Narasi Positif tentang Pesantren
Sabtu, 12 Oktober 2024 | 15:00 WIB
Erik Alga Lesmana
Kontributor
Cirebon, NU Online
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Aris Adi Leksono mengungkapkan, santri harus mampu mengimbangi media sosial dengan pesan-pesan positif tentang pesantren. Para santri yang mempunyai keahlian seperti konten kreator untuk membuat narasi positif tentang pesantren sebanyak-banyaknya. Hasilnya dapat dipublikasi melalui media sosial masing-masing.
Hal itu Aris sampaikan saat mengisi kegiatan Halaqoh Ilmiah Pesantren Pendidikan Ramah Anak dalam rangka Menyambut Maulid Nabi Muhammad Saw dan Haul XXV Al-Maghfurlah KH Syaerozie Abdurrahim dan Hj Tasmi'ah Abdul Hannan di Pondok Pesantren Assalafie Babakan, Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, pada Jumat (11/10/2024).
“Kita harus mengimbangi, bagaimana literasi di media sosial diimbangi dengan pesan-pesan positif pesantren. Adik-adik yang punya kreativitas menjadi Youtuber, menjadi influenser, konten kreator dan seterusnya. Jangan minder, harus percaya diri, dalam bentuk apa? ya produksi sebanyak-banyaknya narasi positif tentang pesantren di media sosial kita,” ujar Aris.
Bahkan, kata Aris isi konten misalnya bisa berupa seni dan olah raga yang menjadi aktivitas di pesantren. Hal itu dilakukan untuk memperkenalkan kepada orang lain tentang pesantren terutama yang tidak pernah hidup di pesantren.
“Praktik-praktik eksplorasi minat bakatnya, dalam bentuk seni, olah raga dan seterusnya. Di-upload, biar apa? Biar orang-orang di luar sana yang nggak kenal pesantren dan nggak pernah tinggal di pesantren itu betul-betul tahu,” jelas Aris yang juga Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu.
“Problemnya hari ini, literasi digital kita tidak seimbang. Bagaimana menjelaskan situasi pesantren dengan (mereka) yang ingin menyudutkan pesantren,” lanjut Aris.
Untuk itu, Aris berharap media sosial dapat dipenuhi dengan aktivitas positif santri di pesantren. Dengan kekompakan para santri, hal itu dapat menjawab orang lain yang tidak mengenal pesantren akhirnya menjadi tau.
“Harus dijawab dengan kreativitas kita, banjiri konten-konten media sosial, berita-berita online itu, dengan aktivitas kalian (santri) di dalam pesantren. Bagaimana kita harus melakukan membuat isu, ya dengan gerakan bersama-sama,” ucanya.
Baca Juga
Daftar 9 Pesantren di Jabodetabek
Aris menjelaskan bahwa dulu sempat muncul ada kelompok yang melawan amaliah NU, namun sekarang justru kelompok itu ikut mempraktekkan amaliah-amaliah NU. Hal itu dikarenakan, NU mampu menarasikan di media sosial dan memenuhi platform-platform digital lainnya tentang amaliah-amaliah itu.
“Banyak yang dulu yang nggak senang sama amaliah NU, setelah NU menarasikan dalam bentuk perang di media sosial, perang siber ya kan, akhirnya berbalik arah mendukung NU. Sekarang kita punya PR itu teman-teman dan sahabat santri semuanya,” ungkapnya.
“Adik-adik punya kemauan, banjiri media sosial kita tentang narasi positif pesantren. Nanti yang negatif hilang sendiri kok, gampang banget,” imbuhnya.
Sebelumnya, Aris kagum dan mengapresiasi tentang kelengkapan alat-alat media sosial yang ada di pesantren saat digunakan pada kegiatan tersebut. Salah satu kelengkapan itu berupa alat untuk live streaming di akun youtub resmi pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin.
“Luar biasa ini loh, Pak. Perangkat digitalnya ini lengkap, live streaming, macem-macem ini. Luar biasa,” kata Aris.
Aris mengaku, setelah mendapatkan link live streaming kegiatan itu langsung dibagikan ke grup whatsapp Pergunu se-Indonesia yang di dalamnya terdapat pengurus Pimpinan Pusat (PP) Pimpinan Wilayah (PW), Pimpinan Cabang (PC), Pimpinan Anak Cabang dan anggota Pergunu lainnya.
Selian itu, Aris juga membagikan link live streaming itu kepada Deputi Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) dan Direktur Pesantren Kementerian Agama RI.
“Linknya ini sudah saya share ke Pergunu se-Indonesia, saya kirim ke Deputi Kemenko PMK, saya kirim ke Direktur Pesantren Kementerian Agama pusat juga. Itu artinya kita tunjukkan bahwa santri Babakan Ciwaringin peduli dengan isu-isu ramah anak, peduli dengan isu-isu anti kekerasan. Ini sangat luar biasa,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua