Nasional

Pesan Kiai Said saat Kunjungan ke Mesuji dan Tulang Bawang

Rabu, 12 Februari 2020 | 16:00 WIB

Pesan Kiai Said saat Kunjungan ke Mesuji dan Tulang Bawang

Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj melantik jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Mesuji, Lampung masa khidmah 2020-2025. (Foto:NU Online/Faizin)

Mesuji, NU Online
Di hari kedua kunjungan ke Lampung, Rabu (12/2) Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengunjungi dua Kabupaten yakni Mesuji dan Tulang Bawang. Di Mesuji, Kiai Said melantik jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Mesuji, Lampung masa khidmah 2020-2025. Pelantikan yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Lampung Hj Chusnunia Halim ini dilaksanakan di lapangan Nusa Indah Brabasan Kecamatan Tanjung Raya, Rabu (12/2) pagi.
 
Dalam amanat pelantikannya Kiai Said berpesan pada para pengurus dan warga NU untuk selalu menjaga ukhuwah (persatuan) khususnya ukhuwah insaniyah (persatuan sesama manusia). Apalagi di Mesuji sering terdengar kabar konflik horizontal antar warga. Dengan penguatan ukhuwah insaniyah, kerukuran antar suku, agama, dan ras akan terjaga dengan baik.
 
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan peluncuran program Koin Muktamar untuk menyukseskan Muktamar ke-34 NU yang akan dilaksanakan di Provinsi Lampung. Menurut Ketua Tanfidziyah KH Abdul Karim Mahfudz, NU Mesuji menegaskan akan mendonasikan 10 ton beras, 1000 ekor ayam, dan 4 ekor Sapi. 
 
Setelah pagi hari berada di Mesuji, siang harinya Kiai Said menghadiri pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Tulang Bawang di Lapangan Penawar Rejo, Banjar Rejo, Tulang Bawang. PCNU Tulang Bawang masa khidmah 2019-2024 yang dilantik tersebut dinahkodai duet KH Abdullah Juremi dan KH Dimyati Rifai sebagai Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah.
 
Di Tulang Bawang Kiai Said berpesan kepada para pengurus dan warga NU untuk melakukan segala hal dengan ilmu. Hal ini karena seseorang bisa mengetahui sebuah kebenaran dengan ilmu. Terkait dengan ilmu, pesantrenlah yang memiliki peran strategis untuk mencetak para ilmuwan-ilmuwan agama atau ulama. “Orang Islam khususnya warga NU tidak boleh ketinggalan,” pesannya.
 
Apalagi di era media sosial saat ini, banyak sekali yang menjadikannya sebagai media untuk hal-hal negatif. Warga NU, tegas Kiai Said, harus menguasai medsos dan mengisinya dengan hal-hal positif. Fenomena fitnah, adu domba, ujaran kebencian, dan sejenisnya ini sebenarnya sudah diingatkan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 10-11.
 
“Kamu jangan mendengar (terpengaruh) orang yang kesana kemari menyebar fitnah, bohong, adu domba, fitnah. Perbuatan itu adalah dosa besar,” tegas Kiai Said. 
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin