Pesantren Lirboyo Undang Mustasyar PBNU hingga PWNU dan PCNU dalam Musyawarah Kubro
NU Online · Kamis, 18 Desember 2025 | 21:30 WIB
Aru Lego Triono
Penulis
Jakarta, NU Online
Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, menerbitkan surat undangan dan permohonan bernomor 058/A/AZM/P2L/XII/2025 pada Rabu (17/12/2025). Surat tersebut berisi undangan pelaksanaan agenda Musyawarah Kubro: Meneguhkan Keutuhan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.
Surat undangan itu ditandatangani oleh Sohibul Hajat KH M Anwar Manshur dan Sohibul Bait KH Abdulloh Kafabihi Mahrus. Musyawarah Kubro direncanakan berlangsung di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, pada Ahad (21/12/2025), dan dapat diikuti secara luring maupun daring.
Dalam lampiran surat undangan, Pesantren Lirboyo mencantumkan sejumlah tokoh dan struktur NU sebagai peserta. Di antaranya Mustasyar PBNU, Syuriyah PBNU, Tanfidziyah PBNU, badan otonom PBNU, Rais dan Ketua PWNU se-Indonesia, Rais dan Ketua PCNU se-Indonesia, Ketua PCINU se-dunia, serta para masyayikh dan pengasuh pondok pesantren (ashabil ma’ahid).
Pesantren Lirboyo juga mengundang sejumlah tokoh NU, antara lain Mustasyar PBNU KH Nurul Huda Djazuli, KH Ma’ruf Amin, KH Said Aqil Siroj, serta para sesepuh Nahdlatul Ulama seperti KH Umar Wahid dan KHR Moh Kholil As’ad Syamsul Arifin.
Agenda Musyawarah Kubro ini merupakan tindak lanjut dari rangkaian pertemuan para Mustasyar PBNU dan Sesepuh Nahdlatul Ulama yang sebelumnya digelar di Pesantren Al-Falah Ploso pada 30 November 2025 dan Pesantren Tebuireng Jombang pada 6 Desember 2025.
Pertemuan di Ploso
Forum Musyawarah Sesepuh Nahdlatul Ulama di Pesantren Ploso, Kabupaten Kediri, pada 30 November 2025 diprakarsai oleh KH Anwar Manshur dan KH Nurul Huda Djazuli. Forum ini dihadiri sejumlah masyayikh, antara lain KH Anwar Manshur (Lirboyo), KH Nurul Huda Djazuli (Ploso), KH Abdul Hannan Ma’shum (Kwagean), KH Abdullah Kafabihi Mahrus (Lirboyo), KH Ubaidillah Shodaqoh (Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah), dan KH Kholil As’ad (Situbondo).
Sementara itu, beberapa tokoh mengikuti forum secara daring, di antaranya KH Ma’ruf Amin, KH Said Aqil Siroj, dr Umar Wahid, serta KH Abdullah Ubab Maimoen.
Dalam pertemuan tersebut, para sesepuh NU menyampaikan keprihatinan mendalam atas dinamika yang terjadi di lingkungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Mereka berharap dapat segera terwujud islah dan mengimbau para pihak yang berkonflik untuk menahan diri, termasuk menghentikan pernyataan-pernyataan di media.
Pertemuan di Tebuireng
Setelah pertemuan di Ploso, Pesantren Tebuireng Jombang menjadi tuan rumah pertemuan lanjutan para Mustasyar dan Sesepuh NU pada 6 Desember 2025. Sohibul Bait dalam forum ini adalah KH Umar Wahid, sementara Sohibul Hajat yakni KH Abdul Hakim Mahfudz.
Sejumlah tokoh NU yang hadir, baik luring maupun daring, antara lain KH Ma’ruf Amin, KH Said Aqil Siroj, KH Anwar Manshur, KH Nurul Huda Djazuli, KH Abdullah Ubab Maimoen, Nyai Hj Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, dan Nyai Hj Mahfudloh Aly Ubaid Wahab.
Pesantren Tebuireng juga mengundang unsur Syuriyah PBNU, yakni H Mohammad Nuh, KH Ali Akbar Marbun, KH Akhmad Said Asrori, dan KH Mu’adz Thohir, serta unsur Tanfidziyah PBNU, antara lain H Nur Hidayat, KH Yahya Cholil Staquf, dan H Amin Said Husni.
Forum Sesepuh NU di Tebuireng menghasilkan empat poin pernyataan sikap. Pertama, forum berpandangan bahwa proses pemakzulan Ketua Umum tidak sesuai dengan ketentuan AD/ART organisasi.
Kedua, forum juga mencermati adanya informasi kuat mengenai dugaan pelanggaran atau kekeliruan serius dalam pengambilan keputusan oleh Ketua Umum PBNU yang perlu diklarifikasi melalui mekanisme organisasi.
Ketiga, forum merekomendasikan agar Rapat Pleno untuk menetapkan penjabat (PJ) tidak diselenggarakan sebelum seluruh prosedur dan musyawarah diselesaikan sesuai ketentuan organisasi.
Keempat, forum mengajak seluruh pihak untuk menahan diri, menjaga ketertiban organisasi, dan menghindari langkah-langkah yang berpotensi memperbesar ketegangan.
Forum menegaskan bahwa persoalan internal NU hendaknya diselesaikan melalui mekanisme jam’iyah, tanpa melibatkan institusi atau proses eksternal, demi menjaga kewibawaan NU sebagai organisasi keagamaan dan aset besar bangsa.
Terpopuler
1
Gus Yahya Berangkatkan Tim NU Peduli ke Sumatra untuk Bantu Warga Terdampak Bencana
2
Kiai Miftach Moratorium Digdaya Persuratan, Gus Yahya Terbitkan Surat Sanggahan
3
Kronologi Persoalan di PBNU (7): Kelompok Sultan dan Kramat Saling Klaim Keabsahan
4
Majelis Tahkim Khusus, Solusi Memecahkan Sengketa untuk Persoalan di PBNU
5
Khutbah Jumat: Ketika Amanah Diberikan kepada yang Bukan Ahlinya
6
Penembakan Massal Terjadi di Australia, Seorang Muslim Berhasil Lucuti Pelaku Bersenjata
Terkini
Lihat Semua