Nasional

PPKM Dicabut, Satgas Covid-19 NU: Tepat dan Perlu Diiringi Strategi Baru

Sabtu, 31 Desember 2022 | 06:00 WIB

PPKM Dicabut, Satgas Covid-19 NU: Tepat dan Perlu Diiringi Strategi Baru

Ilustrasi penerapan PPKM saat virus Covid-19 merebak. (Foto: NU Online/Freepik).

Jakarta, NU Online 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang selama ini diterapkan guna mencegah penyebaran virus Covid-19.


“Lewat pertimbangan-pertimbangan yang berdasarkan angka-angka yang ada, maka pada hari ini pemerintah memutuskan untuk mencabut PPKM yang tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 50 dan 51 Tahun 2022,” kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Jumat (30/12/2022).


Menanggapi itu, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Peduli Covid-19 Nahdlatul Ulama (NU), dr Makky Zamzami, menilai kebijakan pemerintah untuk menghapuskan pemberlakukan PPKM dirasa tepat. 


“Pencabutan PPKM seharusnya sudah tepat,” ucap dr Makky kepada NU Online, Jumat (30/12/2022).


Menurutnya, pemberlakuan PPKM di tengah situasi Covid-19 dalam negeri yang sudah terkendali dinilainya justru tidak relevan. “Artinya, memang harusnya pencabutan PPKM itu bisa dilakukan sejak lama,” tutur dia.


Meski demikian, dirinya melihat bahwa pencabutan PPKM oleh pemerintah juga wajib diiringi dengan strategi baru sebagai bentuk kesiapsiagaan untuk tetap menjaga kondisi serta mengantisipasi wabah Covid-19 dari potensi adanya varian baru.


“Beberapa negara juga sudah memberlakukan Covid-19 sebagai endemi bukan pandemi lagi. Jadi, pencabutan PPKM harusnya diiringi dengan strategi yang baru, yang membuat Indonesia ini sudah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi,” ujarnya.


Adapun strategi yang dapat dilakukan, terang dia, adalah dengan tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat. 


Lebih lanjut ia menyatakan, PPKM pada mulanya menyasar masyarakat untuk mengatur mobilitas masyarakat pada masa kebiasaan baru atau new normal. Kebiasaan hidup bersih dan sehat oleh masyarakat yang muncul pada masa tersebut harus tetap dilakukan dan selalu dipertahankan.


“Misal, ketika di mall menggunakan masker, menonton di bioskop menggunakan masker. Itu masih sangat relevan,” tururnya.


Dokter Makky menilai, budaya “maskeran” dan hidup bersih-sehat yang ngetop pada masa pemberlakuan kebiasaan baru harus bisa dipastikan terus berlanjut, meski setelah adanya pencabutan status PPKM.


Untuk itu, ia menganggap kolaborasi dari sektor pemerintah maupun swasta menjadi penting dalam melangsungkan kebiasaan hidup sehat.


“Transportasi darat seperti kereta saya rasa itu bagus dan tetap konsisten dengan mengingatkan menggunakan masker, membagikan maske, dan menegur yang tidak menggunakan masker di dalam kereta,” jabarnya.


“Hal-hal seperti itu yang harus dibangun oleh instansi pemerintah dan swasta. Saya rasa itu strategi yang lebih baik daripada PPKM,” tambahnya.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Syakir NF