Jakarta, NU Online
Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional ke-27 tahun 2018 bagi Fathmah Muthiah terasa lebih spesial, karena diadakan di Medan, Sumatera Utara. Sebagai salah seorang kontestan perwakilan Sumut, tampil selaku tuan rumah tak membuatnya lebih percaya diri. Justru ia terbebani tanggung jawab lebih.
"Dari banyak pengalaman saya ikut serta di MTQ Nasional, menurut saya MTQ Nasional kali ini bener-bener lebih 'greget' ya. Saya merasa tanggung jawab saya lebih besar dari tahun tahun sebelumnya, karena tahun ini harus membawa nama baik Sumatera Utara di kandang sendiri," kata Fathmah Muthiah pada NU Online, Sabtu (13/10).
Baginya, lomba kali ini lebih medebarkan dari pada kompetisi serupa yang ia ikuti lima tahun silam di Bangka Belitung, di mana kala itu ia meraih juara harapan kedua Cabang Tilawah Kanak-Kanak Putri.
Untuk menghadapi MTQ kali ini, ia menyiapkan diri jauh-jauh hari sejak Bulan Februari. Sejak itu, ia berlatih selama 10 hari dalam setiap bulan secara tekun dan konsisten. Dalam setiap kali pelatihan, pembinanya menyimak bacaannya dua sampai tiga kali. Khusus untuk tilawah ia berlatih setiap hari.
"Jadi misalnya kita pagi latihan tilawah terus siang sama malam latihan tahfiz," jelas Fathmah Muthiah.
Mahasiswi Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta ini mengaku, intensitasnya dalam berlatih tak kendor meski beberapa bulan terakhir ia tinggal di Jakarta dan disibukkan rangkaian kegiatan sebagai sebagai mahasiswa baru.
Beruntung di asramanya, ia mendapatkan kesempatan mengulang bacaannya (murajaah) saban Subuh, sambil meningkatkan hafalannya. "Setiap subuh sediain waktu buat murojaah. Dan Alhamdulillah kan di IIQ juga ada setoran hafalan," ungkapnya.
Selama itu pula dukungan dari pembinanya di Sumatera Utara tak putus. Kendati berbeda lokasi, pembinanya terus memantau perkembangan hafalannya. "Tapi tetap mendapat pengawasan dari guru tahfiz yang di Medan. Dites hafalan melalui telefon," jelasnya.
Alhmadulillah, pada MTQ kali ini, ia mendapatkan posisi terbaik kedua pada Cabang Tahfiz Lima Juz Plus Tilawah.
Kendati begitu, Fathmah Muthiah percaya bahwa prestasi yang ia dapatkan tidak diraihnya sendirian. Selain buah dari kerja kerasnya, ia adalah buah dari kedekatan pada Allah SWT dan doa dari orang-orang dekatnya yang mendoakan pada kesuksesannya.
"Bina hubungan baik dengan sesama manusia biar mereka juga ikut mendoakan. Karena prestasi ini berhasil saya raih juga karena berkah doa dari semua orang tentunya," ujarnya.
Raihan Fathmah Muthiah mengantarkan provinsi Sumatera Utara, menjadi terbaik ketiga di bawah DKI Jakarta dan Banten. (Syakir NF/Ahmad Rozali)