Jakarta, NU Online
Bagi mereka yang mengharapkan ridha lagi diridhai Allah (radhiyatan mardhiyah), bulan suci Ramadhan adalah ajang untuk menggapainya. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Fajr ayat 27-30, diterangkan bahwa tujuan hidup seorang Muslim adalah mencari ridha ilahi, yang konsekuensinya akan dibalas dengan surga.
Hal tersebut disampaikan ustadz muda yang juga pengajar di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta, Rakimin, Kamis (9/5) malam.
"Banyak orang yang mengorbankan dirinya untuk mendapatkan ridha Allah Swt," ujarnya menuturkan kembali apa yang ia sampaikan pada Tausiah Tarawih di Masjid Baitut Taqwa, Kantor Sudin Damkar Jakarta Timur.
Ia juga menerangkan, secara bahasa ridha berasal dari kata radhiya-yardha yang berarti menerima perkara dengan lapang dada. Sedangkan secara istilah berarti menerima semua kejadian yang menimpa dirinya tanpa rasa gelisah dan putus asa.
Rakimin melanjutkan, berdasarkan Al-Qur'an Surat Al-Bayinah ayat 8, disebutkan bahwa ridha itu terbagi atas dua macam, yakni ridha Allah kepada hamba-Nya, dan ridha hamba kepada Allah.
"Ridha yang pertama, ridha Allah kepada hamba-Nya, yakni ridha Allah yang berupa tambahan kenikmatan, banyak pahala, dan derajat kemuliaan," tegasnya.
Dalam konteks Ramadhan, kata dia, ketika usai Shalat Tarawih kita mengharapkan ridha Allah yang tercermin dalam doa kamilin, اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ
Ya Allah, jadikanlah kami golongan yang sempurna dengan iman, yang mampu menunaikan berbagai kewajiban, memelihara shalat, melaksanakan zakat dan hanya untuk mencari ridha di sisi Engkau.
"Berdasarkan doa kamilin ini telah tampak bahwa ridha Allah akan dapat diraih melalui iman, shalat, zakat dan kewajiban ibadah lainnya," terangnya.
Jenis ridha kedua, ridha hamba kepada Allah, yakni menerima aturan dan ketetapan Allah Swt dengan senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
"Ridha jenis ini dapat dibuktikan melalui lima cara, yakni ridha atas takdir Allah dengan bersabar; ridha akan nikmat Allah dengan bersyukur; ridha akan masa lalu dengan qonaah; ridha untuk masa depan dengan tawakal; dan ridha terhadap orang lain dengan menjadi pemaaf," bebernya.
Ia pun berharap, semoga dengan tujuan menggapai ridha dari Allah Swt, umat Islam lebih optimis, bisa berlapang dada dan berdamai dengan setiap keadaan. Dengan ridha, seorang Muslim akan terhindar dari iri dengki, tamak dan rakus dengan kehidupan duniawi.
"Ridha dalam kesulitan akan mendatangkan kemudahan, dan dengan ridha cinta sesama akan terwujud dan so pasti akan lebih dekat kepada Allah Swt," tambahnya.
Selain itu, dengan keridhaan Allah diharapkan akan menjadikan kita sebagai pribadi yang tenang dan bahagia (nafs muthmainnah) yang pada akhirnya akan mengantarkan masuk surga. (Kendi Setiawan)